BAGHDAD, KOMPAS.com - Pemerintah Irak buka suara terkait dengan pernyataan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Rex Tillerson, tentang kekuatan asing yang tidak boleh berada di negeri itu.
Pada Minggu (22/10/2017), Tillerson mengatakan, setelah Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) diusir dari Mosul, Irak sudah tidak membutuhkan lagi keterlibatan militer negara asing.
Pernyataan itu tidak hanya merujuk kepada militer Iran yang dianggap sebagai teroris oleh Amerika Serikat.
Pernyataan itu juga berlaku untuk Popular Mobilization Unit (PMF), unit paramiliter yang beranggotakan kelompok Syiah dukungan Iran.
Peran terbaru PMF bersama dengan militer Irak adalah merebut Kirkuk dari tangan pejuang Kurdi.
Baca juga : Tillerson: Milisi Iran Harus Angkat Kaki dari Irak
"Pasukan yang didukung Iran, yang mana sudah berjuang melawan ISIS, sudah waktunya kembali ke negara mereka," kata Tillerson seperti dikutip dari Washington Post Minggu (22/10/2017).
Pernyataan Tillerson ini kemudian mendapatkan respon dari Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi.
Dilansir dari Al Jazeera, Abadi mengatakan, PMF merupakan bagian dari Irak. Menurut Abadi, mereka sudah berkorban untuk mempertahankan Irak dari serbuan ISIS.
"Mereka seharusnya bangga karena sudah menjadi tonggak harapan bangsa ini," demikian pernyataan Abadi.
Selain itu, dalam pernyataan resmi pemerintah Irak yang dirilis ke Facebook, seperti dikutip dari RT, Irak menegaskan, isu militer seperti yang diembuskan Tillerson merupakan masalah internal Irak.
"Pihak lain tidak boleh turut campur dalam urusan internal Irak," demikian pernyataan resmi tersebut.
Baca juga : Pasukan Irak dan Kurdi Bentrok di Wilayah Kirkuk
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.