Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jacinda Ardern Jadi Perdana Menteri Termuda Selandia Baru

Kompas.com - 19/10/2017, 21:16 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

WELLINGTON, KOMPAS.com - Pemimpin muda nampaknya menjadi sebuah gelombang baru yang terjadi di seluruh dunia.

Jika Perancis memiliki Presiden Emmanuel Macron, adapun Kanada mempunyai Perdana Menteri Justin Trudeau, maka Selandia Baru mendapatkan Jacinda Ardern.

Ardern terpilih sebagai perdana menteri setelah memenangkan pemilu yang dihelat 23 September lalu.

Ardern pun terpilih sebagai perdana menteri perempuan ketiga setelah Jenny Shipley (1997-1999) dan Helen Clark (1999-2008).

Ardern juga menjadi pemimpin termuda sejak Edward Stafford yang memimpun Selandia Baru dalam dua periode, 1865-1869 dan 1872.

Baca: Panen Kentang Berkurang, Selandia Baru Alami Krisis Keripik

Baik Ardern maupun Stafford sama-sama berusia 37 tahun ketika pertama kali menjabat. Namun, Ardern berhak menyandang yang paling muda karena lahir 26 Juli. Sedangkan Strafford lahir pada 23 April.

Sesuai hasil resmi yang diumumkan 7 Oktober, sebenarnya Partai Buruh pimpinan Ardern hanya mendapatkan 46 kursi parlemen.

Kekuatan Partai Buruh di parlemen makin bertambah menjadi 54 setelah Partai Green menggabungkan diri.

Sementara Partai Nasional tempat petahana Bill English bernaung sebenarnya berhasil memperoleh 56 kursi.

Namun, hasil kedua partai tersebut masih jauh dari pemerintahan ideal yang diharuskan mengumpulkan 61 kursi.

Karena itu, baik Nasional maupun Buruh sama-sama mendekati partai anti-imigran, New Zealand First pimpinan Winston Peters, yang menjadi penentu karena memiliki sembilan kursi.

Akhirnya, pada Kamis (18/10/2017), Peters memilih memberikan kursinya kepada Ardern.

"Sungguh momen yang menyenangkan, sekaligus teatrikal," kata Ardern kepada The Guardian.

"Kami akan memastikan Selandia Baru sekali lagi menjadi negara yang diperhitungkan di dunia. Sebuah negara yang bisa kita semua banggakan," ujar Ardern dalam konferensi pers.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com