Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/10/2017, 21:16 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky

HOBART, KOMPAS.com - Para ilmuwan Australia sedang berusaha menyelamatkan spesies burung swift parrot yang terancam punah karena dimangsa dari sugar glider.

Sugar glider adalah hewan marsupial kecil yang bisa melayang di udara karena memiliki membran tipis yang menyambung dari kaki depan ke kaki belakangnya.

Hewan endemik Australia, ini mendapatkan nama "sugar" dari kebiasaannya menyantap makanan yang mengandung gula dan mulai masuk ke Tasmania pada 1830-an.

Antara September-Desember, swift parrot memasuki masa bertelur di Tasmania sebelum bermigrasi dari utara menuju tenggara Australia.

Namun, selama proses reproduksi itu, mereka mendapat hambatan berupa munculnya hewan sugar glider sebagai predator utama.

Sugar Glider yang termasuk dalam hewan marsupial (berkantong) sering memangsa burung ini di malam hari.

Mereka memangsa semuanya mulai dari telur, bayi swift parrot, hingga burung dewasa yang tengah tertidur.

Kondisi ini membuat burung swift parrot yang tinggal berjumlah 2.500 ekor di seluruh dunia terancam punah akibat "pembantaian" ini.

Kondisi tersebut juga diperparah dengan kehadiran manusia yang merusak hutan tua Tasmania, yang selama ini menjadi habitat alami swift parrot.

"Jika kami tidak segera bertindak, maka hal ini bakal menjadi bencana besar bagi kelangsungan spesies ini," kata peneliti Universitas Nasional Australia, Dr Dejan Stojanovic, kepada Sky News.

Atas dasar itulah, ilmuwan Negeri Kanguru pun menciptakan sarang sensitif untuk mencegah sugar glider memangsa bayi maupun telur burung langka itu saat malam tiba.

Baca: Misteri Jimmy Possum, Si Manusia Pohon dan Pembuat Kursi Tasmania

Stojanovic menjelaskan, pada dasarnya prinsip sarang ini seperti mengunci pintu depan rumah.

Mengandalkan sedikit dinamo dan sensor minimum yang akan aktif setelah burung masuk, dan saat hari sudah malam,

Jadi, burung itu bisa langsung masuk ke dalam sarang dan membiakkan anaknya tanpa takut harus berhadapan dengan sugar glider.

Dia mengatakan, uji coba sarang tersebut dilakukan di area yang tidak terdapat populasi sugar glider. Hasilnya, pertumbuhan populasi swift parrot mencapai angka 300 ekor.

"Kami tahu bahwa sarang itu tidak berbahaya bagi bayi swift parrot. Jadi, kami akan mengembangkannya.

Meski begitu, tim ilmuwan tetap berusaha mencarikan habitat baru yang bebas bagi burung dengan nama Latin Lathamus Discolor tersebut, bebas dari sugar glider.

"Itu sudah sangat mendesak. Saat ini, kami berpacu dengan waktu sebelum telur pertama mulai diletakkan," jelas Stojanovic.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Sky
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com