WASHINGTON, KOMPAS.com - Misteri yang melingkupi kecelakaan pesawat di tahun 1961 di Afrika Tengah mulai tersingkap.
Kecelakaan yang menewaskan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Dag Hammarskjold itu diduga terjadi akibat serangan udara.
Swedia menyebut kecelakaan itu sebagai 'sebuah luka yang terbuka', menyusul rangkaian pertanyaan yang tak terpecahkan mengenai kematian Hammarskjold.
Peristiwa itu terjadi saat perang dingin antara blok barat dan blok Soviet.
Temuan terbaru atas penyelidikan kecelakaan itu dilakukan dengan memperhitungkan seluruh informasi yang dirilis oleh Belgia, Inggris, Kanada, Jerman, dan Amerika Serikat.
Hammarskjold adalah seorang diplomat asal Swedia yang telah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PBB sejak 1953.
Baca: 6 Kecelakaan Pesawat yang Pernah Dialami Dunia Olahraga
Dia tewas ketika berada dalam perjalanan untuk menegosiasikan gencatan senjata di provinsi kata bahan tambang, Katanga, -wilayah Republik Demokratik Kongo.
Hammarskjold tewas bersama 15 orang lainnya.
Pesawat yang ditumpangi Hammarskjold mengalami kecelakaan sekitar tanggal 17 atau 18 September 1961 di dekat Ndola, sebelah utara Rhodesia, yang sekarang dikenal dengan Zambia.
Dugaan awal, kecelakaan terjadi karena kesalahan pilot. Namun, sebuah komisi independen pada 2013 mencatat kemungkinan adanya "aksi musuh" dalam peristiwa itu.
Kemudian, komisi tersebut meminta penyelidikan lebih lanjut.
Mantan Hakim Agung Tanzania, Mohamed Chande Othman, memberikan laporan terbarunya mengenai penyelidikan kecelakaan itu kepada Sekjen PBB Antonio Guterres pada Agustus lalu.
Othman telah meninjau kembali arsip-arsip rahasia yang menjadi petunjuk penyebab terjadinya insiden tersebut.
"Berdasarkan kelengkapan informasi yang kami miliki, tampaknya masuk akal apabila serangan dan ancaman dari luar menjadi penyebab kecelakaan."
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.