Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Hentikan Kesepakatan Nuklir, Sebut Iran "Rezim Fanatik"

Kompas.com - 15/10/2017, 07:06 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com -  Presiden AS Donald Trump mengecam Iran sebagai sebuah "rezim fanatik" dan menolak untuk melanjutkan penandatanganan kesepakatan nuklir internasional.

Dalam pidatonya, Jumat (13/9) waktu setepat di Washington DC, Trump menuding Iran mensponsori terorisme dan mengusulkan sanksi baru.

Trum mengatakan, Iran telah melanggar kesepakatan 2015, yang memberlakukan pembatasan kapabilitas nuklir Iran sebagai imbalannya melonggarkan embargo internasional.

Pemantau internasional mengatakan Iran telah mematuhi kesepakatan itu secara penuh.

Namun, dalam pidatonya di Gedung Putih, Trump mengatakan dia bertindak untuk menolak "seluruh jalur persenjataan nuklir" Iran.

"Kami tidak akan melanjutkan sesuatu yang hasilnya bisa diduga akan lebih banyak kekerasan, lebih banyak teror, dan ancaman nuklir Iran benar-benar nyata," kata dia.

Apa yang ditolak Trump?

Kongres mewajibkan presiden AS untuk menetapkan setiap 90 hari bahwa Iran memegang kesepakatannya. Trump telah memberikan pengesahan dua kali, tetapi menolak untuk menandatangani yang ketiga menjelang batas waktu yang jatuh pada Minggu.

Kongres saat ini memiliki waktu 60 hari untuk memutuskan apakah menarik diri dari kesepakatan nuklir dengan menerapkan kembali sanksi.

Baca: Sanksi Baru AS Langgar Kesepakatan Nuklir, Iran Ancam Bereaksi

Kesepakatan ditandatangani Iran dan enam negara-negara besar yaitu Inggris, AS, Rusia, Prancis, Jerman dan Cina. Sejumlah pengacara yang terlibat dalam kesepakatan itu khawatir AS akan sepenuhnya mundur.

Sebaliknya, dia pada dasarnya menyerahkan masalah itu pada Kongres, yang saat ini akan memutuskan apakan akan menulis batasan yang sesuai dengan keinginan Trump.

Presiden memperjelas bahwa jika tidak ada perubahan maka dia akan membatalkan kesepakatan.

"Jika kita tidak mendapatkan solusi bersama Kongres dan sekutu kita, maka kesepakatan akan dihentikan," kata dia. "Ini tengah dalam peninjauan secara terus menerus dan partisipasi kami dapat dibatalkan oleh saya, sebagai presiden, kapan saja."

Apa perubahan yang diinginkan Trump?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com