KUTUPALONG, KOMPAS.com - Tangis bayi yang baru dilahirkan, terdengar di antara hiruk pikuk dan panasnya udara kamp pengungsian Rohingya di Kutupalong, Banglades, Rabu (11/10/2017) siang.
Bayi yang diberi nama Mohammed Jubayed itu lahir di dalam sebuah tenda militer, di wilayah yang kini dipadati sejuta pengungsi Rohingya.
Awalnya, sebuah becak terlihat mengangkut seorang ibu muda yang terus mencengkeram perutnya sambil mengerang kesakitan.
Ibu yang belakangan diketahui bernama Hasina Aktar itu, sudah memasuki masa persalinan, dan menanti kelahiran anak keduanya.
Siang itu, ada dua wanita yang lebih tua, membantu Hasina, perempuan 20 tahun yang terus merintih kesakitan.
Baca: 3 Warga Rohingya Ditangkap Bawa 800.000 Pil Meth ke Banglades
Dua perempuan itu membantu Hasina berjalan beberapa langkah dari becak ke dalam tenda.
Tenda tersebut adalah sebuah klinik darurat yang baru saja disiapkan oleh tentara Banglades di Kutupalong.
Kutupalong merupakan kamp pegungsian terbesar di perbatasan dengan Myanmar.
Di dalam tenda, udaranya amat panas. Hasina hanya bisa tergeletak di atas kasur, dengan tangan yang terus mencengkram sisi tenda.
Butiran-butiran keringat terlihat jelas membasahi kulitnya.
Seorang perawat menahannya di bawah kaki, saat rasa sakit di perempuan itu kian memuncak.
Sementara itu, Ibu mertua Hasina, Fatima, adalah satu-satunya keluarga yang mendampinginya.
Perempuan itu baru berusia 40 tahun, tapi terlihat jauh lebih tua dari umurnya.
Fatima meringkuk di sisi Hasina, dan terus mengusap rambut menantunya itu untuk menenangkan.