KOMPAS.com - Raja Spanyol Felipe VI mengecam pengelola referendum kemerdekaan Catalonia yang telah menempatkan diri di luar hukum.
Dalam pidato yang disiarkan di jaringan televisi nasional, Raja mengatakan pemungutan suara itu tidak sah, dan tanpa menghormati hukum.
Dengan demikian, tidak akan ada kebebasan maupun perdamaian.
Pilihan Raja Felipe VI untuk berbicara kepada publik melalui siaran televisi, merupakan hal yang amat jarang terjadi.
Raja juga menyebut situasi di Spanyol saat ini amat serius, hingga dia menyerukan persatuan.
"Hari ini masyarakat Catalonia terpecah dan terancam."
"Pihak berwenang mengabaikan dampak dan perasaan solidaritas yang mempersatukan dan yang akan mempersatukan warga Spanyol," kata dia.
Baca: Referendum Catalonia Dimulai, Apa yang Terjadi Sebenarnya?
"Mereka sudah melanggar prinsip demokrasi dari penegakan hukum," tambah Raja.
Raja Felipe VI memperingatkan, pemungutan suara bisa membawa risiko ekonomi kepada wilayah Catalonia yang makmur, dan juga ke seluruh Spanyol.
Namun dia juga memastikan, Spanyol akan mengatasi 'waktu-waktu yang sulit'.
Sementara itu, ratusan ribu orang di wilayah Catalonia menggelar unjuk rasa pada Selasa (3/10/2017).
Mereka memprotes kekerasan yang dilakukan polisi saat berupaya mencegah berlangsungnya referendum, yang menyebabkan sekitar 900 orang cedera.
Baca: Referendum Catalonia, 337 Warga dan 11 Aparat Jadi Korban Kekerasan
Dinas kesehatan setempat mengatakan, ada 33 polisi cedera dalam kekerasan yang terjadi pada hari Minggu kemarin.