Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Pangan dan Keamanan, 10.000 Warga Rohingya Lari ke Perbatasan

Kompas.com - 03/10/2017, 18:45 WIB

COX'S BAZAR, KOMPAS.com –  Lebih dari 10.000 warga Muslim Rohingya di Myanmar telah berkumpul di dekat perbatasan dengan Banglades.

Gelombang pengungsian terbaru ini terjadi karena mereka mengalami krisis pangan pascakekerasan senjata 25 Agustus dan khawatir akan serangan susulan dari Myanmar.

Kantor berita Agence France-Presse (AFP), Selasa (3/10/2017) melaporkan, lebih dari 10.000 Muslim Rohingya berkumpul di sebuah persimpangan di wilayah perbatasan Myanmar dengan Banglades.

Menurut Media lokal, Selasa ini, ribuan warga dari etnis minoritas Rohingya itu bersiap untuk bergabung dalam eksodus besar-besaran menuju Banglades.

Gelombang pengungsian terbaru ini terjadi akibat kekurangan pangan dan ketakutan akan serangan di permukiman mereka di Rakhine, Myanmar.

Lebih dari 500.000 orang Rohingya telah masuk ke Banglades dalam lima minggu terakhir, tak lama setelah kelompok gerilyawan Rohingya menyerang lebih dari 30 pos keamanan Myanmar.

Baca: Warga Rohingya di Banglades Sudah Lebih dari 700.000 Orang

Terus meningkatnya gelombang pengungsian etnis Rohingya ke Banglades dan potensi pemberontakan yang besar, menimbulkan keraguan tentang kepraktisan rencana Myanmar untuk mulai memulangkan kembali etnis Rohingya itu.

Separuh populasi Rohingya di negara bagian Rakhine di Myanmar  utara telah meninggalkan desa-desa mereka dalam beberapa minggu.

Lebih banyak melarikan diri karena rasa tidak aman terus menghantui mereka, selain ancaman kekerasan senjata juga karena konflik sektarian dengan warga lokal yang mayoritas Buddhis.

Serangan oleh militan Rohingya pada 25 Agustus, memicu tindakan keras dan ganas tentara Myanmar, yang oleh  PBB disebut sebagai sebuah upaya “pembersihan etnis”.

Lebih dari 10.000 "Muslim" telah tiba di sebuah wilayah di antara "desa Letphwekya dan Kwunthpin untuk beremigrasi ke negara tetangga", tulis surat kabar Global New Light of Myanmar, Selasa ini.

Baca: Cegah Konflik "Merambat" ke Banglades, 15.000 Warga Rohingya Dipindah

Pemerintah Myanmar menolak untuk mengakui Rohingya sebagai warga negara itu dan menyebut mereka sebagai "Muslim" atau "orang Bengali" – sebutan untuk migran ilegal dari Banglades.

Pihak berwenang telah berusaha meyakinkan warga Rohingya yang melarikan diri bahwa mereka sekarang aman untuk kembali ke Rakhine.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com