Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Buru Perekam "Biker" yang Sekarat karena Tidak Tolong Korban

Kompas.com - 19/09/2017, 17:25 WIB

BERLIN, KOMPAS.com - Polisi Jerman memburu seorang pria yang memfilmkan seorang biker  atau pengendara motor yang sedang sekarat.

Selain tidak membantu menyelamatkan nyawa korban, pria tersebut juga cenderung menghambat proses penyelamatan oleh petugas medis.

Kru ambulans mengatakan, seorang pria pesepeda justru menghalangi saat para petugas medis berusaha menyelamatkan dan merawat seorang pemuda berusia 29 tahun yang sekarat karena sepeda motornya menabrak tiang lampu jalan (lamp post).

Polisi mengatakan, pesepeda tersebut dapat diajukan ke pengadilan karena tidak memberikan pertolongan kepada pria korban kecelakaan lalu lintas yang sedang sekarat itu.

Karena terlambat ditangani, korban kecelakaan kemudian meninggal di tempat kejadian di Heidenheim, dekat Ulm, Jerman selatan, seperti dilaporkan The Guardian, Senin (18/9/2017).

Pengendara sepeda, yang diperkirakan berusia awal 20-an tahun itu, memilih mengambil video dengan telepon genggamnya, tak lama setelah kejadian. Ia terus saja mengambil gambar saat petugas medis tiba. 

Baca: "Anak-anak Sekarat di Depan Saya, Momen Paling Memilukan" di Suriah

Ketika para staf medis mengeluh bahwa dia menghambat pekerjaan mereka, pesepeda itu tak mau pergi atau tak juga mau berhenti merekam. Dia baru kabur sesaat sebelum polisi tiba.

Polisi mengatakan, kasus itu menyoroti masalah "gawpers" atau "gaffers" – orang-orang yang tak peduli atau masa bodoh dengan keadaan sekitar, atau orang-orang memperlambat atau menghentikan kendaraan mereka untuk merekam kecelakaan, lalu mengunggahnya ke media sosial.

Sikap masa bodoh seperti itu juga terjadi dalam berberapa kasus atau musibah sebelumnya di Jerman. Termasuk saat kecelakaan bus yang menyebabkan 18 orang tewas terbakar di Bavaria.

Psikolog Jerman, Wolfgang Krüger, mengatakan fenomena "gaffer" itu bukanlah hal yang baru, namun telah menjadi kebiasaan berkat telepon pintar.

"Mencari sensasi adalah cara termudah untuk membawa sedikit kegembiraan ke dalam kehidupan seseorang," katanya kepada Hamburger Morgenpost.

Baca: Motor Tabrak Tiang Listrik, Tiga Pelajar SMA Tewas

Faktor sensasi itu menjadi meningkat saat foto atau cuplikan film diposkan secara daring (online), katanya.

"Mencari sensasi bukanlah hal baru. Di abad pertengahan orang mengadakan ziarah hanya karena mau menyaksikan orang-orang yang tergantung di tiang gantungan."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com