Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/09/2017, 11:23 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Militer Filipina bekerja sama dengan pemberontak Moro Islamic Liberation Front (MILF), untuk menumpas kelompok teroris yang berkiblat kepada Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).

Di tengah desingan peluru artileri, terlihat militer Filipina berbaur dengan ratusan pejuang MILF, menggempur kelompok teroris yang menduduki wilayah Mindanao, di selatan Filipina.

Kerja sama tersebut merupakan taktik terbaru Pemerintah Filipina untuk mencoba memberantas teroris ISIS di Marawi dan sekitarnya.

Hal itu dilakukan, setelah berbulan-bulan terjadi pertempuran yang memakan hampir seribu korban jiwa.

Baca: Duterte: Pertempuran di Marawi Sudah di Tahap Akhir, tapi...

Seperti dikutip AFP, Rabu (6/9/2017), Mayor Jenderal Arnel dela Vega dari Gugus Tugas Bersama Militer Filipina mengatakan, kelompok militan mengambil kesempatan membangun kekuatan, di saat tentara pemerintah terlibat konflik Marawi.

Aliansi dengan MILF ini termasuk memberikan kesempatan para militan melakukan penembakan langsung, dan bahkan dukungan udara, serta keahlian lainnya.

Kendati demikian, menurut Vega, rasa canggung bertempur berdampingan dengan mantan musuh memang terus terjadi. 

Pemerintan Filipina mencatat, pemberontakan MILF telah menewaskan lebih dari 100.000 orang.

Kelompok tersebut menandatangani sebuah perjanjian damai pada tahun 2014, namun tidak akan melucuti senjata sebelum pemerintah mengeluarkan sebuah undang-undang.

Undang-undang itu menyangkut pengaturan tentang pemberian otonomi untuk wilayah-wilayah Muslim di negara yang mayoritas berpenduduk Katolik.

Baca: Melihat dari Dekat Kehidupan Porak Poranda Pengungsi Marawi

Namun, faksi-faksi kecil terus berjuang. Mereka frustrasi dengan masa depan UU yang terus terhambat di Kongres.

Kini, kata Vega, militer menyupai data intelijen kepada MILF dalam perang melawan sekitar 60 militan yang dipimpin oleh Esmael Abdulmalik alias Abu Turaifi, mantan pemimpin gerilyawan MILF.

Dia mengatakan, unit pasukan tidak akan bergabung dengan militan MILF karena mereka memiliki taktik operasional dan prosedur yang berbeda dalam konflik tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com