Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presenter "Pink", Air Seni Penyelamat Nyawa, dan Korut Mengemis Perang

Kompas.com - 06/09/2017, 06:54 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Artikel yang paling menarik perhatian pembaca Kompas.com di rubrik Internasional, pada Selasa (5/9/2017) berjudul "Si 'Merah Muda', Perempuan Presenter Itu Siap Siarkan 'Dunia Kiamat'"

Tulisan itu mengulas tentang Ri Chun Hee. Wanita berumur 74 ini telah menjadi wajah Korea Utara selama empat dasawarsa terakhir.

Ia selalu tampil dengan pakaian tradisional masyarakat Korea berwarna merah muda atau pink saat membacakan siaran berita di televisi Korut.

Pakain tradisional khas yang disebut sebagai hanbok oleh masyarakat Korea Selatan (Korsel) atau choson-ot oleh Korea Utara (Korut).

Wanita yang mengenakan choson-ot ini selalu menyiarkan berita-berita panas mengenai Korut dengan melodramatis mulai dari api kemarahan, pernyataan yang berapi-api, hingga tangisan berlinangkan air mata.

Ri sesungguhnya telah pensiun tahun 2012 lalu. Dia menghabiskan waktunya sekarang melatih generasi-generasi baru presenter Korut.

Walaupun begitu, dia tetap dipercaya kembali menyiarkan berita penting terutama menyangkut ambisi nuklir Korut terkini.

Ri dilaporkan berhidup mewah dengan keluarganya di Pyongyang. Apakah Ri suatu saat akan membacakan kiamatnya dunia?

Mengapa kisah Ri Chun Hee begitu menarik? Siapa sebenarnya perempuan ini? Simak profil lengkapnya lewat tautan ini.

Thomas Mason9News Thomas Mason

Artikel lain yang juga amat mengundang perhatian pembaca, berjudul "Terjebak di Pedalaman, Nyawa Thomas Mason Selamat Berkat Air Seni"

Tulisan tersebut mengisahkan pengalaman seorang pemuda 21 tahun di Australia, bernama Thomas Mason, yang menyelamatkan nyawanya dengan air seni.

Teknisi muda itu terpaksa harus meminum air kencingnya sendiri setelah terjebak di pedalaman Australia.

Awalnya, Thomas sedang mengemudikan mobil menuju Alice Springs untuk mengejar pesawat untuk kembali ke rumahnya di Darwin.

Dia baru menyelesaikan pekerjaannya di sebuah daerah terpencil bernama Pipalyatjara, di perbatasan antara negara bagian Teritori Utara dan Australia Selatan.

Lalu apa yang terjadi dengan Mason? Bagaimana sampai dia bisa memakai air seninya untuk bertahan hidup? Simak kisah selengkapnya melalui tautan ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com