Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Azerbaijan Pakai Dana Rahasia Rp 40 Triliun untuk Bayar Politisi Eropa

Kompas.com - 05/09/2017, 21:47 WIB

LONDON, KOMPAS.com - Sebuah penyelidikan menunjukkan, elite penguasa Azerbaijan mengoperasikan dana rahasia sebesar 2,8 milyar dollar atau Rp 38 trilyun selama dua tahun untuk menyuap para politisi Eropa dan membayari pembelian mewah.

Dana itu diduga disalurkan melalui empat perusahaan gelap yang berbasis di Inggris.

Disebutkan, mereka membayar sejumlah orang, termasuk para politisi Eropa yang memberikan perlakuan menguntungkan bagi pemerintah Azerbaijan.

Namun laporan itu menyebut, tidak ada petunjuk bahwa semua penerima dana sadar darimana asal uang itu.

Dana rahasia, yang dijuluki Azerbaijan Laundromat, dikelola selama dua tahun hingga 2014, menurut penyelidikan yang dilakukan oleh sebuah konsorsium surat kabar Eropa.

Baca: Presiden Azerbaijan Tunjuk Istrinya sebagai Wapres

Hasil penyelidikan itu kemudian dipublikasikan oleh Proyek Pelaporan Kejahatan dan Korupsi Terorganisir atau Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP).

Asal uang itu tidak jelas, namun menurut laporan tersebut, "banyak bukti yang mengaitkannya dengan keluarga Presiden Ilham Aliyev."

Belum ada tanggapan dari Aliyev atau pemerintah Azerbaijan hingga saat ini.

Pada periode terjadinya hal itu, negara bekas bagian Soviet yang kaya minyak itu dituduh melakukan korupsi sistematik, mencurangi suara pemilu dan meindas dan memenjarakan politisi oposisi, aktivis HAM dan jurnalis.

Sebagian besar uang itu disebutkan digunakan untuk membayar pelobi, jurnalis, politisi, dan pelaku usaha.

Menurut OCCRP, skema penyaluran dana tersebut dianggap cukup sukses, misalnya, dalam membujuk Majelis Parlemen Dewan Eropa untuk menolak sebuah laporan yang kritis tentang Azerbaijan pada 2013.

Baca: Tolak Agresi, Indonesia Dukung Perdamaian Azerbaijan dan Armenia

Ke- 47 anggota dewan – yang tidak merupakan bagian dari Uni Eropa – memonitor kepatuhan pada Konvensi Eropa tentang HAM, dan para hakim di Strasbourg mengesahkannya.

Pemungutan suara itu sedang diselidiki dan laporannya diharapkan keluar akhir tahun ini.

Keempat perusahaan gelap yang digunakan untuk skema itu – dua berbasis di Inggris dan dua lagi di Skotlandia – saat ini telah dibubarkan.

Salah satu bank terbesar Eropa, Danske Bank dari Denmark, memproses pembayaran ke perusahaan-perusahaan itu lewat kantor cabangnya di Estonia.

Bank itu mengaku tidak melakukan tindakan pencegahan yang memadai untuk mengendus transaksi mencurigakan.

Penyelidikan juga melaporkan pengeluaran untuk hal-hal mewah, termasuk sekolah swasta yang mahal untuk keluarga Azeri di luar negeri.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com