Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Melestarikan" Bahasa Indonesia di Queensland

Kompas.com - 04/09/2017, 12:20 WIB
Krisiandi

Penulis

Kesepakatan ditindaklanjuti oleh Konsul Jenderal Indonesia untuk Negara Bagian New South Wales, Queensland dan South Australia, Yayan GH Mulyana.

Pada Maret 2017, Yayan bertemu guru-guru Bahasa Indonesia di Queensland dengan membawa AD/ART untuk membentuk Balai Bahasa dan Budaya Indonesia.

Saat itu juga secara aklamasi Halim terpilih sebagai ketua umum.

"Kami ini pelopor dan berniat untuk membentuk sistem yang baik untuk balai," ujar Halim.

Balai, kata dia, tak punya target kuantitas. Namun, BBBIQ akan berupaya mempromosikan pentingnya belajar Bahasa Indonesia untuk orang Australia.

"Strategi pertama adalah supaya angka yang ada saat ini tak tambah turun lagi. Kita akan pertahankan angka yang ada saat ini," kata Halim.

Balai juga ingin menjadi media yang bisa mengkoneksikan grup-grup budaya Indonesia dan sekolah-sekolah di Queensland.

"Kita ingin menjadi wadah atau tempat dimana ada sinergi antara sekolah dan stakeholder dengan grup-grup budaya supaya kita lakukan pemutaran kegiatan di antara sekolah dan grup-grup budaya," jelas Halim.

(Baca: Utamakan Bahasa Indonesia)

Halim menjelaskan, saat ini anggota balai masih bekerja atas dasar sukarela. Namun ke depannya, dia berharap ada sistem pembayaran.

"Agar kami profesional dan berkesinambungan," kata Halim.

BBBIQ, kata Halim, memiliki banyak program yang harus dijalankan.

Selain promosi Bahasa Indonesia ke sekolah-sekolah, Balai juga punya konsep pertukaran pelajar dan beasiswa untuk siswa Australia yang berprestasi dalam Bahasa Indonesia.

Ada pula konsep pembuatan film dokumenter terkait hubungan Australia dan Indonesia. Misalnya, hubungan dagang atau bisnis.

"Semua progam masih dalam tahap pembentukan," kata dia.

Australia dan Indonesia, jelas Halim adalah tetangga dengan budaya yang sangat berbeda.

Menurut dia, secara praktis, tak ada urgensi bagi orang Australia untuk belajar Bahasa Indonesia.

Sebab, ada sebuah penelitian yang menyebut, Bahasa Inggris orang Indonesia cukup bagus untuk berkomunikasi dengan orang Australia.

"Jadi untuk hubungan komunikasi sebetulnya tak ada masalah. Namun, untuk meminimalisasi kesalahpahaman karena perbedaan budaya, bahasa Indonesia menjadi penting agar orang Australia mengerti psikologi orang Indonesia," papar Halim.

Sister province

Di kesempatan yang lain, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Tengah Gatot Bambang Hastowo mengakui, minat siswa di Queensland untuk belajar Bahasa Indonesia mengalami penurunan.

"Padahal, di era 90-an, Bahasa Indonesia diajarkan di banyak sekolah," kata Gatot saat ditemui Kompas.com di Brisbane, beberapa waktu lalu.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com