Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Israel Bubarkan Pernikahan Anak Gadis 14 Tahun

Kompas.com - 31/08/2017, 10:19 WIB

JERUSALEM, KOMPAS.com - Polisi kota Lod, Israel, membatalkan pernikahan gadis berusia 14 tahun sebelum akad dimulai dan menangkap ayah mempelai perempuan dan pengantin pria.

Menurut laporan The Independent, Rabu (29/8/2017), petugas menangkap ayah mempelai wanita, seorang rabi di komunitas Breslov Hasidic, yang merencanakan pernikahan dini itu.

Pengantin laki-laki juga telah ditahan. Pasangan tersebut kemudian dibebaskan dengan tahanan rumah bersyarat, demikian dilaporkan The Times of Israel.

Perwakilan dari kementerian kesejahteraan setempat kemudian menjelaskan kepada  Channel 2, tidak ada cara untuk memastikan apakah upacara pernikahan akan disahkan kemudian hari.

Usia minimum untuk bisa menikah di Israel adalah 18 tahun dari sebelumnya ditetapkan 17 tahun.

Baca: Penggerebekan Polisi Gagal Hentikan Prosesi Pernikahan Anak

Perubahan tersebut mulai berlaku sejak  2013. Kecuali untuk pasangan yang mengantungi izin khusus dari pengadilan keluarga.

Menurut sebuah laporan pada 2016, yang dibuat oleh parlemen Israel atau Komite Hukum dan Keadilan Knesset, terdapat 716 anak di bawah umur menikah pada pada 2014-2015.

Sebanyak 517 kasus di antaranya dilakukan berdasarkan hukum syariah, dan sisanya sebagian besar terjadi di komunitas ulta-Ortodoks Jerusalem. Hanya ada 37 kasus yang diselidiki.

Girls Not Brides, organisasi non-pemerintah internasional, yang memiliki misi untuk mengakhiri pernikahan dini di seluruh dunia mengatakan, "anak perempuan sering merasa tidak berdaya dan kehilangan hak fundamental mereka atas kesehatan, pendidikan, dan keselamatan" ketika menikah di usia belia.

"Pengantin anak menghadapi tantangan besar akibat menikah di usaia anak-anak. Mereka terisolasi, seringkali karena kebebasan mereka dibatasi," katanya.

Baca: Polisi India Gagalkan Pernikahan Anak-anak di Bawah Umur

Baik secara fisik maupun emosional mereka tidak siap menjadi istri dan ibu, pengantin anak berisiko lebih besar mengalami komplikasi berbahaya dalam kehamilan dan persalinan, tertular HIV/AIDS dan menderita kekerasan dalam rumah tangga.

“Dengan sedikit akses terhadap pendidikan dan peluang ekonomi, mereka dan keluarganya lebih berpotensi besar hidup dalam kemiskinan."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com