Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pekerja Seks Tua yang Bersaing dengan Gadis-gadis Belia...

Kompas.com - 29/08/2017, 23:00 WIB

"Jika saya pensiun, siapa yang akan menjagaku?"

"Putriku juga bekerja di bidang ini dan berusaha menjaga dirinya sendiri."

"Aku telah berkecimpung dalam perdagangan ini selama lebih dari 30 tahun," ujar Mutasa.

"Saya memulainya setelah suami saya -sekarang sudah meninggal dunia, menipu saya dan kami bercerai."

"Saya tidak punya pilihan kecuali mencari sesuatu yang bisa menopang hidup saya."

"Memang, organ intim saya bak emas, ini adalah tambang emas, dan saya 'ini' yang telah menopang keluarga saya."

Pengakuan itu dituturkan Mutasa kepada wartawan yang sedang mengunjungi pekerja seks di sana.

Krisis ekonomi

Mutasa dan pekerja seks lainnya di Epworth tercekik di bawah krisis yang telah menghantam perekonomian negeri itu sejak tahun 2015.

Terkadang mereka pergi "bekerja" dan kembali tanpa sepeser uang pun. Atau, mereka terpaksa "membanting harga" hingga 30 sen dollar, hanya untuk menukarnya dengan sesuatu yang bisa dimakan.  

"Terkadang kami pergi berhari-hari tanpa membawa uang. Lalu kami mendapatkan orang-orang yang mau membayar 30 sen untuk waktu yang singkat. Coba bayangkan."

Saat memberikan kesaksiannya, Mutasa sedang mengalami cedera. Dia mengaku, sekelompok pelanggan yang menuntut potongan harga, marah dan membakar pangkal pahanya.

"Lihatlah paha saya, dibakar oleh sejumlah pelanggan yang ingin harga dikurangi dari 30 sen dan saya menolak," kata dia.

Baca: Paus Fransiskus Mendadak Datangi Para Mantan Pekerja Seks di Roma

"Saat saya sedang bernegosiasi, salah satu dari mereka mengambil kayu bakar, dan menghantamkannya selangkangan saya."

"Saya bersyukur kepada Tuhan, api itu tak sampai membakar bagian pribadi saya. Tapi ini sangat buruk," ucap dia.

Mutasa lalu menyebut, karena kondisinya yang sedang sakit, anak perempuannya yang kini menopang kebutuhan keluarga.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com