Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perawat Jerman Niels Hoegel Ternyata Telah Suntik Mati 90 Pasien

Kompas.com - 28/08/2017, 17:35 WIB

BERLIN, KOMPAS.com - Niels Hoegel, perawat laki-laki yang dipenjara seumur hidup karena membunuh dua pasien dengan suntikan overdosis obat terlarang, ternyata telah membunuh setidaknya 90 pasien.

Informasi ini diungkapkan Kepolisian Jerman, Senin (28/8/2017).

Dengan "rekor" tersebut, perbuatan Hoegel ini menjadi kasus pembunuhan terburuk yang pernah terjadi setelah masa perang Jerman.

Lelaki 40 tahun itu dipenjara pada bulan Februari 2015 untuk dua pembunuhan dan beberapa percobaan pembunuhan pasien yang tengah menjalani perawatan intensif di rumah sakit Delmenhorst, di utara Bremen.

Baca: Seorang Perawat di Jerman Mengaku Suntik Mati 24 Pasiennya

Polisi mengatakan penyidik menggali dan menganalisis lebih banyak mayat, sejak menemukan bukti adanya sejumlah pembunuhan tambahan.

"Jumlah korban tewas ini menjadi sejarah di Jerman," kata Kepala Polisi Arne Schmidt.

Schmidt menambahkan, Hoegel melakukan pembunuhan secara acak, dan menyasar mereka yang berada dalam kondisi kritis. 

"Ada bukti untuk setidaknya 90 pembunuhan, dan diduga ada sejumlah kasus lagi yang tidak dapat dibuktikan," kata dia dalam sebuah konferensi pers, seperti diberitakan AFP.

Hoegel sebelumnya telah mengaku menyuntikkan pasien dengan obat yang dapat menyebabkan gagal jantung atau kerusakan peredaran darah.

Setelah pasien berada dalam kondisi sekarat, dia akan mencoba memberikan pertolongan.

Saat dia berhasil menyelamatkan pasien tersebut, Hoegel akan merasa dirinya sebagai penyelamat dan lebih unggul dari para koleganya di RS. 

Dia mengaku bisa merasakan euforia saat berhasil menghidupkan kembali pasien. Sebaliknya, dia merasa pukulan yang luar biasa saat gagal menyelamatkan pasien tersebut.

Polisi menggali dan menguji lebih dari 130 mayat demi menyusuri jejak obat mematikan tersebut.

"Penyebab kematian yang lain tak bisa dibuktikan karena jenazah dikremasi," kata Kepala Polisi Oldenburg Johann Kuehme.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com