Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekjen PBB Desak Pihak yang Bertikai di Yaman Buka Jalur Bantuan

Kompas.com - 27/08/2017, 20:00 WIB

KUWAIT CITY, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Minggu (27/8/2017), mendesak pihak-pihak yang bertikai di Yaman untuk mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan ke negara tersebut.

Seruan Guterres berkumandang di tengah kebuntuan politik yang kini pecah menjadi aksi kekerasan di Sanaa.

"Kami melakukan yang terbaik untuk menciptakan kondisi agar kebuntuan sekarang dapat diatasi," kata Guterres, seperti dikutip AFP.

Guterres mengungkapkan hal itu setelah memimpin pembicaraan mediasi dalam krisis di seluruh wilayah tersebut, di Kuwait.

Komentar Guterres ini muncul setelah ketegangan  di kubu Mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh dan sekutunya Abdul Malik al-Huthi, yang menguasai ibukota Sanaa.

Pertikaian memuncak menjadi bentrokan bersenjata yang menyebabkan dua pemberontak dan seorang kolonel dari kelompok pro-Saleh tewas Sabtu malam.

Sejak tahun 2014, aliansi Saleh-Huthi telah melawan Pemerintahan Presiden Abedrabbo Mansour Hadi yang diakui PBB, untuk menguasai negara miskin tersebut.

Saksi mata di Sanaa mengatakan, pasukan mantan presiden telah menyebar di bagian selatan kota dekat kantor kepresidenan, -wilayah yang dikuasai Saleh meski sudah lengser dari jabatannya pada tahun 2012.

Sebuah koalisi pimpinan Saudi yang mendukung pemerintah Hadi memberlakukan blokade di udara dan garis batas laut di semua wilayah yang dikuasai pemberontak pada Maret 2015.

Mereka lalu memperketat blokade itu pada bulan Agustus tahun lalu, sebagai satu-satunya cara untuk menghentikan penyelundupan senjata.

Guterres mengatakan, PBB berusaha memfasilitasi pembukaan kembali bandara internasional utama negara tersebut di Sanaa, dan juga pelabuhan Hodeida.

Keduanya merupakan jalur masuk penting untuk bantuan internasional, termasuk untuk wilayah yang dikuasai pemberontak.

"Kami akan bekerja sangat erat dengan pihak-pihak di sana untuk melihat kapan dan bagaimana sebuah inisiatif baru bisa dilakukan," kata dia dalam sebuah konferensi pers.

Lebih dari 8.400 warga sipil telah terbunuh, dan 47.800 terluka sejak koalisi Arab terjun dalam perang pada tahun 2015. Demikian data Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO).

Selain itu, 2.000 orang lainnya meninggal karena wabah kolera mematikan yang menyebar di Yaman sejak April.

PBB menyatakan negara itu sebagai yang termiskin di kawasan Arab. Jutaan orang Yaman kini berada di ambang kelaparan.

Baca: Di Hadapan Ribuan Warga Yaman, Pemerkosa Balita Jalani Eksekusi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com