SINGAPURA, KOMPAS.com - Serentetan insiden yang melibatkan kapal-kapal perang Amerika Serikat di Asia, memunculkan kecurigaan adanya serangan siber dalam sistem navigasi.
Kejadian terbaru adalah ketika kapal perusak AS USS John S McCain bertabrakan dengan sebuah kapal tanker di perairan Singapura, hingga menyebabkan 10 awaknya hilang.
Baca: Kapal Perang AS Tabrak Tanker di Perairan Singapura, 10 Awak Hilang
Kekhawatiran itu tetap muncul, meskipun para pakar meyakini tak ada kemampuan yang bisa merekayasa tabrakan semacam itu. Hal itu mengingat sistem keamanan navigasi Angkatan Laut AS yang mumpuni.
Maka, jika tidak demikian maka faktor kesalahan manusia atau faktor kebetulan adalah penjelasan yang muncul, meski tetap tidak memuaskan.
USS John S. McCain bertabrakan dengan sebuah kapal tanker pada Senin pagi saat kapal perang itu sedang dalam perjalanan ke pemberhentian rutin di Singapura.
Tabrakan mengakibatkan lubang besar di lambung kapal, dan lima kru kapal cidera.
Baca: Begini Kondisi Kapal Perusak AS setelah Ditabrak Tanker di Singapura
Selasa kemarin, pihak Angkatan Laut AS mengumumkan, beberapa bagian dari para pelaut yang hilang ditemukan oleh para penyelam di sebuah kompartemen yang terendam air di dalam kapal.
Kepala Operasi Angkatan Laut AS Laksamana John Richardson mengaku tidak dapat mengesampingkan beberapa jenis gangguan di luar, termasuk kemungkinan serangan siber di balik tabrakan ini.
Namun dia juga mengaku tidak ingin mengkaji penyelidikan tersebut. Dia malah menyarankan agar fokus dalam insiden ini diarahkan kepada bagaimana melakukan kegiatan secara lebih aman.
"Kami melihat setiap kemungkinan," kata Richardson saat ditanya tentang kemungkinan serangan siber, seperti dikutip AFP.
"Seperti yang kami lakukan dengan Fitzgerald juga," sambungnya.
Baca: Jenazah Pelaut AS yang Jadi Korban dalam Tabrakan Kapal Ditemukan
USS Fitzgerald adalah kapal perusak AS yang pada Juni lalu bertabrakan dengan kapal kargo Filipina di perairan Jepang.