Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasukan Keamanan Afganistan Lakukan Pelecehan Seks, AS Bereaksi?

Kompas.com - 02/08/2017, 10:58 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Kelompok pengawas Pemerintah Amerika Serikat mengajukan sebuah laporan rahasia kepada Kongres mengenai tuduhan pelecehan seksual yang dilakukan pasukan keamanan Afganistan.

Pihak Inspektur Khusus untuk Rekonstruksi Afganistan (SIGAR), yang mengirimkan temuan rahasia itu, Selasa (1/8/2017) menyatakan, otoritas Afganistan gagal menghentikan eksploitasi seksual tersebut.

Terutama, yang menjadi masalah adalah kebiasaan yang mengakar tentang apa yang dikenal di Afganistan sebagai "bacha bazi".

"Bacha bazi" adalah bentuk pelecehan seksual terhadap anak laki-laki.

"Pejabat Afganistan tetap terlibat, terutama dalam eksploitasi seksual dan perekrutan anak-anak oleh pasukan keamanan Afganistan," demikian pernyataan SIGAR seperti dikutip AFP.

Pernyataan itu dimasukkan dalam sebuah publikasi triwulanan yang menggambarkan garis besar laporan kepada Kongres.

Disebutkan, Pemerintah Afganistan telah gagal mengidentifikasi atau pun membantu para korban.

Dalam beberapa kasus, Pemerintah Afganistan bahkan menahan dan mengadili korban perdagangan manusia sebagai penjahat.

"Upaya perlindungan korban tetap tidak memadai, karena semua kecuali satu tempat penampungan yang dikelola pemerintah untuk korban perdagangan manusia, tetap ditutup selama periode pelaporan," kata SIGAR.

Berdasarkan peraturan AS, Pentagon dan Departemen Luar Negeri dilarang memberikan bantuan kepada unit pasukan keamanan negara asing, jika ada informasi kredibel bahwa unit itu melakukan pelanggaran terhadap hak asasi manusia.

Pasukan NATO yang dipimpin AS selama ini memberikan pelatihan, peralatan, dan bantuan bagi pasukan keamanan Afganistan.

Jurubicara Departemen Pertahanan Adam Stump mengatakan, Departemen Luar Negeri dan Pentagon secara bersama-sama meninjau kembali dugaan pelanggaran itu, kasus per kasus.

"Perkosaan anak-anak selalu kejam, dan tentu saja bisa merupakan pelanggaran berat hak asasi manusia, namun setiap kasus memerlukan tinjauan faktual dan legal."

Menurut Stump, hal itu perlu demi menentukan apakah tuduhan yang ada dapat dipercaya dan memang merupakan pelanggaran hak asasi manusia berdasarkan hukum yang berlaku. 

Disebutkan, Pentagon tidak dapat memberi toleransi terhadap praktik "bacha bazi" yang sangat mengganggu di Afganistan.

AS juga tidak memiliki kebijakan yang mengarahkan pasukannya untuk mengabaikan pelanggaran, termasuk pelanggaran hak asasi manusia.

Hingga berita ini ditayangkan, Pemerintah Afganistan tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Baca: Militer AS Bunuh Kepala Teroris ISIS Cabang Afganistan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com