Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Remaja Meksiko Tewas Usai Diperintahkan Tenggak Sabu Cair

Kompas.com - 31/07/2017, 17:09 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

MEXICO CITY, KOMPAS.com - Seorang remaja Meksiko berusia 16 tahun tewas usai menenggak sabu cair di hadapan petugas kepolisian yang tertawa dan tersenyum.

Kedua petugas penjaga perbatasan AS-Meksiko itu meminta Cruz Velazquez menenggak cairan itu untuk membuktikan bahwa cairan tersebut adalah jus apel.

Cruz memang membawa dua botol berisi sabu cair yang "dititipkan" sebuah kartel narkoba Meksiko untuk diselundukan ke AS.

Satu botol berisi cairan berwarna seperti teh hitam dan botol lainnya berisi jus apel sebagai bentuk penyamaran.

Saat itu dua petugas penjaga perbatasan Adrian Parellon dan Valerie Baird menghentikan Cruz untuk melakukan pemeriksaan.

Baca: Polisi Australia Sita Metamfetamin Bernilai Rp 9,5 Triliun

Dalam rekaman CCTV itu terlihat kemudian Baird membuat gestur yang diduga kuat adalah perintah agar Cruz meminum "jus apel" yang dibawanya.

Cruz lalu meminum "jus apel" tersebut. Namun, petugas lainnya, Adrian Parellon menyuruh remaja itu meminum "teh hitam" di botol kedua.

Parellon kemudian mendorong botol itu ke arah Cruz sambil tersenyum ke arah rekan kerjanya itu.

Beberapa menit kemudian, kedua petugas tersebut menyaksikan Cruz kembali menenggak cairan itu. Secara total, Cruz empat kali menenggak cairan berisi narkoba tersebut.

Baru kemudian diketahui, isi kedua botol itu 100 kali lebih kuat dibandingan dosis rata-rata sabu.

Dalam hitungan menit, tubuh Cruz mengeluarkan keringat dingin dan kejang diikuti tekanan darah yang terus naik sehingga akhirnya dia tak bisa lagi berdiri.

Celakanya, Cruz malah dibawa ke tahanan terlebih dahulu dan bukannya ke rumah sakit. Cruz akhirnya meninggal dunia dalam kondisi terborgol di kursi roda.

Semua kejadian tersebut terekam dalam video yang baru ditemukan tiga tahun setelah kejadian tersebut.

Dan kini keluarga Cruz mengajukan gugatan hukum ke pengadilan federal California dan menerima uang kompensasi sebesar 1 juta dolar AS pada Maret lalu.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com