Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pyongyang: Kami Tak Peduli dengan "Travel Ban" AS

Kompas.com - 25/07/2017, 17:01 WIB

PYONGYANG, KOMPAS.com - Larangan Washington terhadap warga Amerika Serikat untuk berpergian ke Korea Utara tidak akan berpengaruh pada industri pariwisata negara tersebut.

Pyongyang pun mengaku tidak mempedulikan kebijakan itu sama sekali.

Setidaknya, hal itulah yang diungkapkan seorang pejabat Korea Utara, pada Selasa (25/7/2017) di Pyongyang, seperti dikutip AFP. 

Langkah AS ini akan mulai diberlakukan mulai minggu ini. Setelah resmi berlaku, maka paspor AS tidak lagi berlaku untuk perjalanan ke negara yang terisolasi itu.

Sebelum ini pun Korut sudah dikenai sejumlah sanksi dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), yang terkait dengan berlanjutnya program nuklir dan peluru kendali.

Data menunjukkan, sekitar 5.000 wisatawan asing mengunjungi Korea Utara setiap tahunnya.

Perusahaan tur menyebutkan, sekitar 20 persen di antara 5.000 turis asing itu adalah warga Amerika Serikat.

Diperkirakan, rata-rata untuk perjalanan standar selama satu minggu di Korut, biaya yang dihabiskan per turis mencapai 2.000 dollar AS atau sekitar Rp 26 juta.

Kendati demikian, Han Chol-Su, Wakil Direktur Kawasan Pengembangan Zona Wonsan, membantah adanya kerugian bisnis/devisa dari kebijakan AS itu.  

"Jika Pemerintah AS mengatakan orang AS tidak bisa datang ke negara ini, kami tidak peduli sedikit pun," kata dia.

Sebelumnya, Washington mengumumkan langkah tersebut setelah kematian Otto Warmbier.

Dia adalah mahasiswa Universitas Virginia yang dijatuhi hukuman 15 tahun kerja di Korea Utara karena telah mencoba mencuri poster propaganda.

Warmbier dikirim pulang dalam sebuah koma bulan lalu, dan Pyongyang mengatakan lelaki itu mengalami botulisme.

Tak lama setelah tiba di AS, Warmbier meninggal dunia. Hal itu lah yang kemudian mendorong Presiden AS Donald Trump mencela Korut dengan sebutan rezim brutal.

Baca: Presiden Korsel Tuding Korut di Balik Kematian Otto Warmbier

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com