Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duterte Ancam Akhiri Perundingan dengan Pemberontak Komunis

Kompas.com - 19/07/2017, 13:47 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Rabu (19/7/2017), mengancamCmenembak empat pengawalnya dari kalangan militer, dalam sebuah serangan di Mindanao sebagimana dilaporkan kantor berita Perancis, AFP.

Para pengawal mengatakan, Duterte tidak berada dalam konvoi ketika orang-orang bersenjata melepaskan tembakan ke ara dua kendaraan Pasukan Keamanan Presiden di sepanjang jalan raya di Mindanao, Filipina selatan di mana darurat militer sedang diberlakukan.

Pemerintah menuding Tentara Rakyat Baru – sayap Partai Komunis Filipina, yang beranggotakan 4.000 orang – dan mengancam untuk menunda perundingan damai kecuali jika gerilyawan komunis berhenti menyerang aparat keamanan.

Baca: Marak Lagi, Pertempuran Militer Filipina dengan Pemberontak

"Presiden menyarankan untuk tidak melanjutkan perundingan damai formal kecuali jika orang-orang dari kelompok merah (pemberontak sayap kiri) mau menghentikan serangan terhadap pasukan pemerintah di Mindanao," kata sebuah pernyataan istana kepresidenan.

Serangan dari gerilyawan komunis itu merupakan yang terbaru di saat pasukan pemerintah sedang berjuang membebas Marawi di Mindanao dari cengkeraman kelompok ISIS.

Partai komunis itu, yang melakukan pemberontakan terlama di Asia, Selasa (18/7/2017), telah meminta sayap bersenjatanya untuk melakukan serangan sebagai reaksi atas rencana Duterte untuk memperpanjang masa darurat militer di Mindanao sampai akhir tahun.

Tentara yang terluka sedang dalam perjalanan ke kota lainnya di Mindanao saat mereka tiba-tiba bertemu di pos pemeriksaan yang diangkut oleh gerilyawan, komandan mereka Louie Dagoy mengatakan kepada wartawan.

 Pemberontakan komunis yang dimulai pada tahun 1968 telah menewaskan sekitar 30.000 orang, demikian dilaporkan militer Filipina.

Baca: Pemberontak Komunis Filipina Sambut Tawaran Gencatan Senjata

Pemberontak komunis telah melakukan perundingan damai dengan pemerintah sejak Duterte terpilih tahun lalu. Mereka dijadwalkan akan melanjutkan perundingan formal bulan depan.

Pada Selasa (18/7/2017), Duterte juga mengecam pemberontak komunis itu atas tuduhan pengkhianatan mereka karena membunuh tentara.

"Sebagian besar masyarakat telah menolak komunisme dengan segala kebrutalannya, dan (tidak ada) yang benar-benar ditawarkan ke negara ini. Ini hampir berakhir," kata Duterte.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com