Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keadilan dan Kebenaran Jadi “Barang” Langka di Turki

Kompas.com - 19/07/2017, 08:53 WIB

BERLIN, KOMPAS.com - Kanselir Jerman Angela Merkel, Selasa (18/7/2017), mengecam penahanan oleh Turki atas enam aktivis hak asasi manusia termasuk seorang Jerman dan berjanji untuk segera membebaskannya.

Salah satu dari mereka yang ditahan karena dicurigai tergabung dalam organisasi teroris adalah Direktur Amnesty International Turki, Idil Eser.

Amnesty International mengatakan, kebenaran dan keadilan telah menjadi "barang langka" di Turki, negara yang kini di bawah Presiden Recep Tayyip Erdogan semakin “memberhangus” kebebasan berekspresi.  

Eser, Peter Steudtner dari Jerman dan delapan aktivis lainnya ditahan bulan ini saat menghadiri lokakarya tentang keamanan digital di dekat Istanbul.

Baca: Pasca-kudeta, Turki Keluarkan Surat Penangkapan 42 Wartawan

Seorang jaksa Turki telah meminta pengadilan setempat untuk memperpanjang penahanan mereka sambil menunggu persidangan karena dicurigai memiliki hubungan dengan jaringan ulama Muslim, Fethullah Gulen, yang oleh Ankara dicap sebagai dalang kudeta gagal tahun lalu.

Dalam sambutan yang tidak terjadwal pada upacara untuk para atlet, Merkel mengatakan bahwa kasus itu adalah contoh tentang orang-orang tak bersalah "terjebak dalam roda sistem peradilan".

"Kami menyatakan solidaritas kami atas mereka yang ditangkap,” kata Merkel sambil menambahkan, Jerman akan melakukan semua upaya untuk pembebasan Steudtner.

Sekretaris Jenderal Amnesty International, Salil Shetty, mengatakan, penangkapan dan penahanan enam aktivis HAM itu “menunjukkan bahwa kebenaran dan keadilan menjadi barang sangat langka di Turki.”

Baca: PM Turki: 2.893 Tentara Terlibat Upaya Kudeta Telah Ditangkap

"Ini bukan investigasi yang sah," katanya, "ini adalah perburuan bermotif politik yang membuat masa depan HAM di Turki menjadi menakutkan," kata Shetty.

Erdogan tampaknya telah memerintah dengan tangan besi. Ia menangkap puluhan ribu orang yang disangka memiliki kaitan erat dengan ulama terkenal Turki, Fethullah Gulen.

Sekitar 150.000 orang telah dipecat atau dihentikan dari tugas atau kedinasan mereka di PNS, militer, polisi, hakim, jaksa, dan pegawai swasta. Sekitar 50.000 orang telah ditahan

Erdogan memberhangus semua media yang mengeritiknya dengan menutup operasional redaksi dan menangkap sekitar 160 wartawan.

Amerika Serikat dan negara-negara Barat telah mengecam keras tindakan Ankara tersebut. Namun, Erdogan tetap melakukan apa saja yang ingin dilakukan atas nama keamanan negara.

Baca: Turki Tangkap 1.009 Orang Terduga Pendukung Gulen

Gulen sendiri telah menolak berbagai tudingan yang mengaitkannya dengan kudeta gagal pada 16 Juli 2016.

Bahkan Gulen balik menuding Erdogan sebagai dalang kudeta gagal itu, hanya demi melanggengkan kekuasaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com