Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah 500 Nyawa Melayang di Marawi

Kompas.com - 12/07/2017, 14:43 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Jumlah korban tewas dalam pertempuran antara teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) dan pasukan militer Filipina di Marawi, sudah menyentuh jumlah 500 orang.  

Jurubicara militer Filipina Brigadir Jenderal Restituto Padilla mengatakan, 90 orang tewas adalah tentara dan petugas polisi yang bertugas di Marawi.

Selanjutnya, tercatat ada tak kurang dari 381 teroris yang mati dalam pertempuran ini yang dimulai sejak 23 Mei lalu.

Sementara itu, jurnalis Aljazeera Yaara Bou Melhem yang berada di Marawi, Selasa (11/7/2017) mengungkapkan, jumlah korban sipil tetap 39 orang.

Namun, jumlah prajurit militer yang tewas diperkirakan bertambah secara dramatis.  

"Masih ada bagian kota yang belum bisa diakses, di mana dikhawatirkan warga sipil dieksekusi," kata Melhem.

"Pasukan pemerintah belum bisa merebut kembali wilayah kota yang terkepung karena penembak jitu dan jebakan di zona konflik," ungkap Melhem.

Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana sebelumnya membantah sebuah laporan media lokal yang menyebut korban tewas di Marawi telah menyentuh angka 2.000 orang.

Lorenzana pun mendesak masyarakat untuk tidak membagikan berita yang tidak terverifikasi, hingga menimbulkan kegaduhan.

Baca: Benarkah Ada 2.000 Warga Sipil Terbunuh dalam Konflik di Marawi?

"Informasi semacam itu tidak hanya merugikan operasi kita yang sedang berlangsung, tapi juga merugikan secara ekonomi dan mengotori citra internasional," tegas dia.  

Lorenzana juga meredakan ketakutan publik akan masa darurat militer yang berkepanjangan.

Sejumlah legislator mengusulkan masa darurat selama lima tahun lagi di wilayah selatan Mindanao.

Sementara, Presiden Rodrigo Duterte mengumumkan undang-undang darurat tentang penetapan status darurat militer selama 60 hari. Keputusan ini akan berakhir dalam 10 hari ke depan.  

Lorenzana mengatakan, status darurat militer adalah otoritas Presiden sebagai Panglima tertinggi.

"Konstitusi kita telah menetapkan batasan yang tepat untuk mencegah agar tidak disalahgunakan."

"Sebab status darurat militer memiliki implikasi terhadap perdamaian, ketertiban, ekonomi, perdagangan, pariwisata, dan cara hidup orang-orang kita," ungkap dia.

Lebih dari 300.000 warga sipil telah mengungsi akibat pertempuran selama tujuh minggu tersebut.

Baca: Jangan Salahkan Suku Maranao Atas Hancurnya Kota Marawi...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com