Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paus Fransiskus: G20 Jangan Menjadi Persekutuan Berbahaya

Kompas.com - 08/07/2017, 22:48 WIB

MILANO, KOMPAS.com – Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus, memperingatkan pemimpin G20 yang bertemu di Hamburg, Jerman, jangan membentuk persekutuan berbahaya dan merusak, yang dapat merugikan kaum miskin dan pendatang.

"G20 membuat saya khawatir, mereka menyerang pendatang di negara-negara dan bahkan lebih menyerang mereka seiring dengan perjalanan waktu," kata Paus Fransiskus, seperti dikutip dalam percakapan dengan Eugenio Scalfari, pendiri surat kabar Italia, la Repubblica, Sabtu (8/7/2017).

Indonesia termasuk dalam G20, bersama dengan rekan Asia-nya, yaitu India, Jepang, Korea Selatan, dan China.

Dari belahan Barat, Timur Tengah, dan Afrika, terdapat Perancis, Jerman, Argentina, Meksiko, Italia, Brazil, Turki, Rusia, Amerika Serikat, Afrika Selatan, Kanada, Inggris, Australia, Arab Saudi, dan Uni Eropa. 

Baca: Paus Fransiskus ke Mesir, Cermin Hubungan Baik Muslim dan Katolik

Perhelatan puncak G20 di Hamburg kali ini juga dironai demonstrasi cukup serius dari penentang G20.

Fransiskus, paus pertama bukan orang Eropa dalam 1.300 tahun, menyatakan takut akan “persekutuan sangat berbahaya” di antara kekuatan dengan pandangan menyimpang atas dunia yakin AS dan Rusia, China dan Korut,  (Vladimir) Putin dan (Bashar al-) Assad dalam perang di Suriah.

Paus menyatakan bahaya terbesar menyangkut imigrasi, dengan kaum miskin, lemah, tersisih dan terpinggirkan, bersanding dengan yang takut akan serbuan pendatang.

Negara Eropa Bersatu berselisih mengenai cara mengatasi arus masuk besar pendatang, banyak yang lari dari perang dan kemiskinan di Suriah, Afganistan, dan negara lain. 

Baca: Ini Beberapa Anekdot Tokoh-tokoh KTT G20 di Jerman

Di puncak upaya menyelesaikan perbedaan atas perdagangan dan perubahan iklim, Angela Merkel, kanselir tuan rumah G20 Jerman, diharapkan memimpin pembahasan masalah itu.

Paus Fransiskus juga menyatakan Eropa harus menerapkan struktur federal sesegera mungkin atau tidak akan diperhitungkan sama sekali di dunia.

Pada Mei lalu, Paus berusia 79 tahun asal Argentina itu mendesak Eropa tidak melihat pendatang sebagai penjahat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com