Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dibakar Amarah, Duterte Ancam Makan Hidup-hidup Teroris Abu Sayyaf

Kompas.com - 06/07/2017, 13:05 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte marah dan mengancam memakan hidup-hidup para teroris yang melakukan penculikan dan pemancungan dua pelaut Vietnam.

Sebelumnya diberitakan, sisa jasad dua sandera yang diculik bersama empat awak kapal kargo Vietnam pada November tahun lalu, ditemukan di wilayah selatan Mindanao oleh tentara Filipina.

Baca: Teroris Abu Sayyaf Penggal 2 Sandera Warga Vietnam

Militer menuding pembunuhan itu dilakukan oleh gerombolan Abu Sayyaf yang terkenal sebagai penculik yang kerap meminta uang tebusan, dan berkedudukan di wilayah tersebut.

"Saya akan makan hati mereka, jika Anda menginginkan itu. Beri saya garam dan cuka dan saya akan memakannya di depan Anda," kata Duterte dalam sebuah pidato di hadapan pejabat setempat Rabu malam.

"Saya makan semuanya, saya tidak pilih-pilih. Saya makan apa pun yang tidak bisa ditelan," kata Duterte seperti dikutip AFP.

Sambil memegang telepon genggam dengan foto dua pelaut Vietnam yang terbunuh, Duterte menunjukkan kemarahannya dan mengecam aksi para teroris itu.  

"Apakah kita membiarkan diri kita diperbudak oleh orang-orang ini? Anak pelacur!"

Sejak tahun lalu, Duterte telah memerintahkan serangan militer terhadap Abu Sayyaf dan kelompok militan lainnya di Filipina selatan.

Abu Sayyaf, awalnya terbentuk pada 1990-an dengan sokongan dana dari gembong teroris Al-Qaeda, Osama bin Laden.

Selanjutnya kelompok ini telah terpecah menjadi beberapa faksi, yang beberapa di antaranya terus terlibat dalam aksi kriminalitas dan penculikan.

Salah satu faksi yang mengaku berkiblat kepada teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) menjadi kelompok yang melakukan perlawanan bersenjata di Marawi.  

Duterte kerap menggunakan bahasa yang ekstrem, terutama ketika berbicara tentang kelompok militan Islam tersebut.

Tahun lalu, pemimpin tersebut mengatakan bahwa dia akan memakan teroris Abu Sayyaf yang hidup, ketika terjadi pengeboman di Davao, kota kelahirannya. Dalam peristiwa itu, 15 orang tewas.

Duterte mengatakan, Vietnam telah menyatakan kekhawatiran terkait serangkaian penculikan di laut lepas yang dilakukan kelompok Abu Sayyaf saat dia mengunjungi Hanoi tahun lalu.

Rabu kemarin, Kementerian Luar Negeri Vietnam mengeluarkan kecaman atas aksi pembunuhan itu, dan mendesak otoritas Filipine menerapkan hukum yang berat.  

Salah satu dari enam awak kapal berhasil diselamatkan bulan lalu, dan tiga lainnya ditahan oleh militer Filipina.

Dikatakan teroris Abu Sayyaf memiliki 22 sandera, termasuk delapan orang Vietnam lainnya.

Baca: Tawanan Vietnam Dibebaskan dalam Keadaan Terluka dari Abu Sayyaf

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com