Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

700 Perempuan Australia Ajukan "Class Action" soal Implan Vagina

Kompas.com - 04/07/2017, 22:35 WIB

SYDNEY, KOMPAS.com – Lebih dari 700 perempuan di Austalia yang mengatakan hidup mereka menderita karena implan vagina yang dibuat oleh Johnson and Johnson mengajukan class action ke Pengadilan Federal.

Kasus ini yang diperkirakan akan berlangsung selama enam bulan, melibatkan para perempuan yang mengatakan hidup mereka menderita setelah menggunakan peralatan implan vagina yang dibuat oleh Johnson and Johnson.

Implan itu dipasang menyusul adanya komplikasi yang dialami perempuan setelah melahirkan, demikian dilaporkan ABC News, Selasa 4/7/2017).

Firma hukum yang mengurusi class action ini, Shine Lawyers, mengatakan sedikitnya 8.000 klien mereka terkena dampak dari pemasangan implan tersebut.

Implan yang dipasang lewat prosedur operasi tersebut digunakan untuk memperbaiki bagian panggul perempuan yang disebabkan karena prolapse.

Baca: Problem Pemasangan Implan Vagina, Ratusan Perempuan Menggugat

Prolapse adalah kondisi di mana otot dan ligamen yang menyokong organ-organ di sekitar daerah panggul melemah.

Kondisi ini menyebabkan organ-organ menyelip keluar dari posisi awalnya sehingga organ rahim, kandung kemih atau dubur menjadi turun.

Kondisi ini juga semakin lama menyebabkan gejala yang berbahaya jika tidak diobati pada waktunya.

Perempuan yang mengalami prolapse kadang tidak bisa mengontrol ketika melakukan buang air kecil, dan juga nyeri ketika berhubungan seksual.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Senat Australia, mereka yang mengalami masalah dengan pemasangan implan vagina tersebut berkisar antara 3.000 sampai 30.000 orang.

Baca: Dokter AS Berhasil Lakukan Implan Vagina

Pengacara senior, Shine Rebecca Jancauskas, mengatakan kliennya mengalami 'kesakitan dan komplikasi yang membuat hidup mereka berubah drastis."

"Persidangan ini merupakan awal dari keadilan bagi perempuan Australia." katanya.

"Kami berharap kompensasi yang mereka dapat akan memungkinkan para perempuan ini mendapatkan perawatan di masa depan, guna memperbaiki cedera yang sudah mereka alami."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com