Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wanita Indonesia yang Datangi ISIS Merasa Ditipu dan Ingin Pulang

Kompas.com - 04/07/2017, 15:59 WIB

KOMPAS.com - Warga Negara Indonesia yang sebelumnya berada di wilayah pendudukan teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS), Dilfansyah Rahmani, selama tiga minggu terakhir telah berada di kamp pengungsi Suriah, Ain Issa.

Dilfansyah kembali mengaku bahwa dia telah ditipu, dan merasa benci dengan kelompok teroris tersebut.

Selanjutnya, perempuan itu mengungkapkan kerinduannya untuk kembali ke Tanah Air.

Dilfansyah Rahmani yang berada bersama sembilan perempuan lain, dan tiga anak-anak di kamp pengungsi itu merekam suaranya.

Hal itu dia lakukan dengan bantuan petugas di kamp itu Omar Allouche, yang mengirimkannya kepada BBC Indonesia.

Dilfansyah mengatakan, lima laki-laki yang pergi bersama mereka saat ini berada di penjara Kobane, Suriah.

Namun, Dilfansyah tak merinci lebih lanjut penjelasannya itu.

Seorang petugas dari kelompok pegiat hak asasi Human Rights Watch, Ole Solvang, mengatakan, Pemerintah Suriah biasanya memenjara mereka yang keluar dari wilayah ISIS.

"Laki-laki (yang bersama kami) tak ada yang pernah berperang bersama ISIS," kata Dilfansyah.

"Kami semua benci sama mereka dan kami tertipu oleh mereka. Kami ingin ke luar dari ISIS, lebih dari setahun lalu, namun baru bisa menemukan jalan ke luar sekarang," kata dia.

"Kami di sini sudah tiga minggu, dan ingin sesegera mungkin kembali ke Indonesia," kata perempuan yang mengharapkan bantuan dari Pemerintah Indonesia itu.

Menurut Solvang, ada sekitar 12.000 orang di kamp Ain Issa, dan sebagian besar adalah warga Suriah yang menyelamatkan diri dari perang antara pemerintah melawan ISIS.

Sebagian kecil dari mereka adalah keluarga asing, termasuk dari Indonesia, Tunisia, dan juga dari Rusia, kata Solvang.

Solvang mengaku sudah bertemu dengan sembilan perempuan Indonesia di Ain Issa.

"Mereka mengatakan ingin kembali ke Indonesia tapi menunggu lima pria yang pergi bersama mereka. Kelima pria berada di penjara Kobane, jadi terpisah waktu keluar."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com