Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir Tragis Proyek Bus "Ngangkang" di China

Kompas.com - 04/07/2017, 10:29 WIB

BEIJING, KOMPAS.com - Proyek bus "ngangkang" yang awalnya ditujukan untuk mengatasi masalah kemacetan lalu lintas di China berakhir tragis.

Proyek ini mangkrak dan tak hanya itu polisi kini turun tangan untuk menyelidiki kemungkinan adanya pendanaan ilegal proyek itu.

Pemerintah mengklaim, inisiator proyek melakukannya sebagai umpan untuk menjual produk-produk finansial.

Bus dengan desain futuristik yang di China disebut "batie" itu menjadi sensasi dunia maya tahun lalu setelah digadang-gadang bakal mengatasi masalah kemacetan lalu lintas di Neger Tirai Bambu itu.

Baca: Prototipe Bus "Ngangkang" China Kini Teronggok dan Berdebu di Dalam Gudang

Namun, banyak orang meragukan kepraktisan bus "ngangkang" yang menyisakan ruang di kolongnya untuk dilalui kendaran lain di jalan raya.

Kolong bus ini memang bisa dilalui mobil-mobil kecil dan sedang tetapi terlalu rendah untuk dilalui truk.

Masalah lain yang menerpa proyek ini adalah ketika media China menuding Bai Zhiming, direktur eksekutif perusahaan Transit Elevated Bus, menggunakan teknologi sebagai saran untuk memancing investor membeli produk finansial berbentuk pendanaan.

Pada Minggu (2/7/2017), pemerintah China mengatakan, telah meluncurkan investigasi terhadap perusahaan bus ini terkait tudingan pengumpulan dana ilegal melalui Huaying Kailai, sebuah platform finansial daring yang diciptakan Bai Zhiming.

Selama ini Huaying Kailai telah mengumpulkan dana hingga 19 juta dolar AS atau sekitar Rp 254 miliar hingga akhir 2016.

Para investor tertarik dengan iming-iming bunga 12 persen yang ditawarkan dari proyek pengembangan bus itu. Demikian diberitakan media China.

Selama sepekan belakangan, kepolisian Beijing sudah melakukan penangkapan dan Bai Zhiming menjadi salah satu dari 32 orang  yang diamankan dalam kasus ini.

Penghentian proyek bus "ngangkang" ini terjadi di saat pemerintah China berusaha memberantas penggunaan produk-produk perbankan palsu untuk digunakan untuk menarik dana dari luar negeri.

Bus "ngangkang" ini dirancang  bertenaga listrik memiliki panjang 22 meter, lebar 7,8 meter, tinggi 4,8 meter, dan mampu mengangkut 300 orang penumpang.

Baca: Pemerintah China Hentikan Proyek Bus "Ngangkang"

Bus ini seharusnya menjalani uji coba di Beidaihe, sebuah kota peristirahatan yang kerap dikunjungi pada pemimpin politik dan pensiunan pemimpin Partai Komunis China.

Bahkan, pemeirntah kota Qinhuangdao, yang juga mengelola Baidaihe, bahkan sudah meneken nota kesepahaman dengan perusahan bus dan menginvestasikan uang sebesar 1,5 miliar dolar atau sekitar Rp 20 triliun untuk proyek itu.

Namun, bulan lalu uji coba perdana bus "ngangkang" di Baidahe dibatalkan, yang sekaligus merupakan langkah resmi pertama pemerintah dalam menghentikan proyek ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com