Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota DPR Muslim Pertama di Denmark Dihina

Kompas.com - 30/06/2017, 08:31 WIB

COPENHAGEN, KOMPAS.com - Ozlem Cekic, Muslim yang pertama menjadi anggota DPR di Denmark, menerima pesan-pesan penuh kebencian hampir setiap minggu, yang biasanya ditulis di halaman Facebook-nya.

Pesan-pesan tersebut di antaranya mengandung kata-kata kotor atau nama-nama binatang seperti monyet dan babi, yang ditujukan untuk menghina Cekic.

Namun Cekic tidak marah, bahkan memutuskan untuk menemui langsung salah seorang hater atau pembenci tersebut, yang bernama Stefan.

"Tidak baik menyebut seseorang monyet," kata Cekic, saat memulai percakapan di rumah Stefan. "Saya bukan rasis, justru sebaliknya," jawab Stefan.

Baca: Denmark Larang Masuk Lima Ulama dan Satu Pendeta

Keduanya duduk berhadapan sambil minum kopi, makanya politikus kelahiran Ankara, Turki yang menetap di Denmark sejak belia ini menyebutnya sebagai “obrolan kopi”.

Obrolan berlanjut dan membahas hal-hal yang lebih serius, termasuk pandangan Stefan, yang menginginkan masyarakat yang bebas dari warga Muslim, bahwa “orang-orang Islam menghancurkan nilai-nilai dasar Denmark”.

"Ini dimaksudkan sebagai pembuka kesadaran," kata Stefan.

Pria itu menambahkan bahwa dirinya sangat prihatin dengan perubahan yang terjadi di Denmark. "Ketika orang-orang luar berdatangan, mereka tidak bertindak tanduk secara semestinya. Dari sini warga Denmark menjadi sangat marah.

Tak bisa berintegrasi?

Cekic lantas membacakan pesan Stefan yang menuduh ia bertanggung jawab atas pembunuhan.

Baca: Paksa Mahasiswi Muslim Cicipi Daging Babi, Sekolah Kuliner Denmark Didenda

"Ini sama sekali tak bertanggung jawab, punya pola pikir seperti itu... ini gila. Hanya karena saya Muslim," kata Cekic.

Stefan dan Cekic mengobrol selama sekitar 1,5 jam, antara lain diwarnai tangis ketika Stefan mengatakan bahwa pendatang tak bisa menyatu dengan warga Denmark.

"Orang-orang ini tak mungkin terintegrasi. Mereka tidak ingin melakukan hal-hal positif untuk membangun negara dan ini merugikan kami," katanya.

Mendengar kalimat ini Cekic berdiri dan menangis.

Obrolan tak bisa dikatakan sepenuhnya bersahabat namun demikian Cekic ingin lagi berkunjung ke rumah Stefan.

Bagi Cekic, dialog adalah salah satu kunci untuk membuka pemahaman. "Ya, saya akan datang lagi menemuinya," kata Cekic.

Baca: Sebuah Sekolah di Denmark Larang Siswi Kenakan Cadar di Dalam Kelas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com