Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Mantan Putra Mahkota Saudi Kini Dikurung di Istananya?

Kompas.com - 29/06/2017, 22:55 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber Al Jazeera

RIYADH, KOMPAS.com - Seorang pejabat tinggi pemerintah Arab Saudi membantah kabar yang menyebut mantan putra mahkota Pangeran Mohammed bin Nayef dikurung di istananya dan dilarang bepergian ke luar negeri.

Mohammed bin Nayef tak terlihat di muka publik sejak 21 Juni lalu, ketika media pemerintah Saudi memperlihatkan dia menyatakan sumpat setia kepada sepupunya Mohammed bin Salman yang diangkat menjadi putra mahkota.

Kabar negatif soal nasib Mohammed bin Nayef dimuat harian The New York Times pada Rabu (27/6/2017) yang menyebut sang pangeran dilarang meninggalkan istananya yang berada di kota pesisir Jeddah.

Baca: Raja Salman Tunjuk Putra Mahkota yang Baru

Larangan ini diberlakukan setelah para pengawal setia Mohammed bin Nayef disingkirkan dan diganti dengan para pengawal yang setia kepada Pangeran Mohammed bin Salman.

The New York Times menambahkan, larangan serupa juga diberlakukan terhadap putri Mohammed bin Nayef.

Namun, harian itu menambahkan belum jelas untuk berapa lama keduanya dilarang meninggalkan istana.

Seorang pejabat senior Amerika Serikat kepada The New York Times mengatakan, ada indikasi bahwa MBS (Mohammed bin Salman) tak menginginkan adanya oposisi.

"Dia (MBS) tak ingin ada anggota keluarga yang menelikungnya dari belakang. Dia ingin kesetiaan penuh," ujar pejabat itu.

Pekan lalu, Raja Salman menerbitkan dekrit kerajaan yang salah satu isinya adalah menunjuk putranya Mohammed bin Salman menjadi putra mahkota dan wakil perdana menteri.

Dekrit itu juga memutuskan bahwa Nayef (57), yang pernah disebut sebagai orang Saudi kesukaan Amerika, dilepaskan dari seluruh jabatannya termasuk menteri dalam negeri.

Baca: Raja Salman Tunjuk Putra Mahkota Baru, Siapakah Dia?

Mohammed bin Salman (31), dikenal sebagai perancang keterlibatan Saudi dalam perang Yaman yang sudah menewaskan 10.000 orang dan mengakibatkan 26 juta orang kehilangan tempat tinggal.

Setelah dua tahun terlibat dalam Perang Yaman, Saudi belum berhasil mendongkel kelompok pemberontak Houthi yang menduduki ibu kota Sanaa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com