DEN HAAG, KOMPAS.com - Para janda dari empat aktivis yang dieksekusi mati 22 tahun lalu di Nigeria mengajukan gugatan di Belanda.
Mereka menuduh keterlibatan perusahaan minyak raksasa Shell terkait dengan kematian suami mereka.
Organisasi hak asasi manusia Amnesty International, Kamis (29/6/2017) menyebutkan, Esther Kiobel membawa kasus perdata itu bersama dengan tiga janda lainnya.
Ketiga janda lainnya adalah Victoria Bera, Blessing Eawo dan Charity Levula.
Suami-suami mereka termasuk di antara sembilan aktivis dari suku Ogoni, yang dipimpin oleh penulis Ken Saro-Wiwa, yang digantung pada tahun 1995.
Mereka menjalani eksekusi mati dengan tuduhan pembunuhan terhadap empat saingan politik mereka.
Para pendukung mengatakan, para terhukum mati itu memang menjadi target, karena terlibat dalam aksi unjuk rasa menentang Shell yang telah menyebabkan kerusakan lingkungan.
Dalam gugatan ini, seperti diberitakan Associated Press, para perempuan tersebut menuntut adanya permintaan maaf dan juga kompensasi.
Sementara, dalam tanggapan tertulis, pihak Shell menolak tudahan itu.
"Kami dengan tegas menolak (tuduhan) yang diajukan kepada kami dalam kasus tragis ini."
Baca: Potong Mayat Pakai Gergaji, 2 Penjual Tisu Akan Jalani Hukuman Gantung
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.