Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Mendakwa Tahanan Guantanamo Kelahiran Cianjur, Siapa Dia?

Kompas.com - 24/06/2017, 08:43 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com) - Pengadilan perang AS mendakwa seorang tahanan di Teluk Guantanamo terkait bom Bali 2002, teror bom pertama paling mematikan di Indonesia.

Informasi itu disampaikan kantor berita Associated Press, Jumat (23/5/2017), dengan merujuk dokumen sebuah pengadilan di negeri “Paman Sam” tersebut.

Tahanan itu tidak lain adalah Hambali, pria WNI kelahiran Cianjur, Jawa Barat pada 4 April 1966, yang juga didakwa sehubungan dengan serangan bom di hotel JW Marriott, Jakarta pada tahun 2003.

Menurut peraturan komisi militer AS, sebuah pengadilan militer kemudian yang akan memutuskan apakah sebuah pengadilan akan digelar atau tidak.

Baca: Saat Keluarga Mantan Teroris Bom Bali Menyatakan Ikrar Kembali

Serangan di Bali (Bom Bali I) pada 12 Oktober 2002, yang terjadi di dekat konsulat AS, menewaskan 202 orang, termasuk 88 warga Australia dan tujuh warga AS.

Seorang pembom bunuh diri meledakkan dirinya di dalam sebuah klab malam yang padat dan ramai dengan turis asing di bibir pantai yang paling terkenal di Kuta.

Seorang pembom bunuh diri lainnya meledakkan sebuah bom berdaya ledak tinggi,  bom yang diangkut poleh sebuah mobil, dan diparkirkan begitu saja di jalan di depan klab malam.

Dalam pengeboman kedua pada 5 Agustus 2003, hotel JW Marriott menjadi target serangan bom mobil bunuh diri dengan menggunakan mobil Toyota Kijang yang dikendarai Asmar Latin Sani.

Ledakan kali ini menewaskan setidaknya 12 orang dan melukai lebih dari 150 orang.

Baca: Dana Osama bin Laden Dipakai untuk Bom Bali I

Pelakunya yakin bahwa akan ada banyak warga AS yang tinggal di hotel itu dan mereka "yakin akan memiliki dampak yang besar," kata dokumen pengadilan tersebut.

Musim gugur yang lalu, sebuah dewan pengamat pemerintah AS menolak pembebasan Hambali, dengan mengatakan bahwa dia terus menjadi "ancaman signifikan bagi keamanan AS."

Hambali, yang nama aslinya adalah Encep Nurjaman, hadir di hadapan dewan pada Agustus lalu melalui jaringan video, untuk mendapatkan pembebasannya setelah ditahan 10 tahun.

Pentagon menggambarkannya dalam sebuah profil yang dirilis menjelang audiensi tersebut bahwa Hambali adalah pemimpin kelompok ekstremis yang berbasis di Asia Tenggara,  yang dikenal sebagai Jemaah Islamiyah. Hambali juga diduga memiliki hubungan dengan Al Qaeda.

Baca: Malaysia Tolak Pelepasan Hambali dari Guantanamo

Hambali telah didakwa melakukan pembunuhan dan percobaan pembunuhan yang melanggar hukum perang, sengaja menyebabkan korban menderita luka serius, melakukan aksi-aksi terorisme, dan menyerang warga sipil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com