Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Diyakini "Campur Tangan" dalam Pilpres AS

Kompas.com - 22/06/2017, 06:07 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Beberapa pejabat Amerika Serikat (AS) pada Rabu (21/6/2017) mengatakan kepada Kongres bahwa tidak ada keraguan Rusia melakukan campur tangan luas dalam Pilres AS 2016.

Campur tangan itu dilakukan guna membantu Donald Trump memenangkan jabatan di Gedung Putih. Namun, pejabat AS itu juga menambahkan tidak ada bukti bahwa Rusia mampu mengubah penghitungan suara.

Di hadapan sidang dengar pendapat Komite Intelijen DPR, mantan Menteri Keamanan Dalam Negeri Jeh Johnson mengatakan, tingkat peretasan Rusia terhadap arsip pemilu di markas Partai Demokrat di Washington DC dan upaya menyusup ke catatan pemilihan negara jauh lebih signifikan dibanding upaya Rusia mempengaruhi pemilu-pemilu AS pada masa lalu.

Baca: Trump Masih Ragukan Campur Tangan Rusia dalam Pemilu AS

“Pada tahun 2016 pemerintah Rusia – atas perintah langsung Vladimir Putin – mengatur serangan dunia maya terhadap negara kita untuk mempengaruhi pemilu, itu jelas,” ujar Johnson.

Ia juga memperingatkan bahwa serangan dunia maya terhadap pemilu Amerika akan semakin memburuk tahun-tahun mendatang.

Putin membantah bahwa pemerintah Rusia terlibat dalam serangan dunia maya terhadap AS. Ia mengatakan, para peretas yang “patriotik” mungkin telah melancarkan serangan terhadap pemilu AS.

“Saya bisa membayangkan sejumlah orang secara sengaja melakukan serangkaian serangan yang diatur sedemikian rupa untuk membuat seakan-akan Rusia adalah sumber serangan tersebut,” ujar pemimpin Rusia itu bulan lalu.

Baca: Putin: Rusia Tidak Pernah Intervensi Pilpres AS

Dalam sidang dengar pendapat terpisah seorang pejabat Keamanan Dalam Negeri, Jeanette Manfra, mengatakan pada Komite Intelijen Senat, badan itu memiliki bukti bahwa Rusia menarget sistem-sistem terkait pilpres di 21 dari 50 negara bagian AS.

Johnson mengatakan, 36 negara bagian mendapat bantuan dari pemerintah federal dalam upaya mengatasi peretasan Rusia, meskipun banyak negara bagian yang menolak pengawasan federal terhadap operasi pemilihan di negara bagian mereka. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com