Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria-Wanita Berbaur Saat Ibadah di Masjid Liberal Jerman, Turki Protes

Kompas.com - 21/06/2017, 22:24 WIB

ISTANBUL, KOMPAS.com - Diyanet, sebagai badan urusan keagamaan Turki menyatakan ketidaksukaannya terhadap keberadaan sebuah masjid baru di Berlin, Jerman.

Di masjid itu pria dan wanita berbaur dengan bebas. Pihak Turki pun mengatakan bahwa hal itu tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

Baca: Masjid Liberal Pertama di Jerman Dibuka, Imamnya Seorang Perempuan

Diyanet yang mengawasi kegiatan keagamaan di Turki, menilai, gagasan semacam itu sejalan dengan proyek yang dipimpin oleh kelompok Fethullah Gulen.

Gulen adalah tokoh yang dituduh sebagai dalang kudeta yang gagal 15 Juli tahun lalu.

Di masjid yang baru dibuka pada awal bulan ini, pria dan wanita berdoa berdampingan. Bahkan di masjid ini memiliki perempuan menjadi imam. 

Semua aliran dalam Islam diperbolehkan beribadah di tempat itu. 

Pendukung masjid Berlin mengaku akan mengizinkan Muslim liberal untuk beribadah dengan bebas.

Namun, Diyanet mengambil sikap yang berbeda. Dikatakan, masjid itu telah mengabaikan prinsip dasar Islam, dan tidak sesuai dengan ibadah, pengetahuan, dan metodologi yang ada.

"Sudah jelas bahwa ini adalah proyek yang telah dilakukan bertahun-tahun oleh FETO (Fethullah Terror Group), dan struktur buruk lainnya untuk rekayasa agama."

"Kami yakin bahwa semua orang percaya akan menjaga jarak dari provokasi semacam itu, dan menunjukkan kebijaksanaan dalam menghadapi hal ini," kata Diyanet dalam pernyataan yang dipublikasikan Selasa malam, seperti dikutip AFP.

Turki mengatakan bahwa kudeta yang gagal tersebut dilakukan oleh FETO yang dipimpin oleh Gulen yang bermarkas di AS.

Namun, Gulen membantah memimpin organisasi teror dan menolak tuduhan sebagai dalang kudeta.

Diyanet memiliki pengaruh besar bagi umat Muslim, Turki, termasuk mereka yang bermukin di luar negeri. 

Di bawah organisasi Ditib yang dikendalikan dari Ankara, ada 900 masjid atau komunitas religius di Jerman. Diyanet mengirim ulama mereka untuk bekerja di masjid-mesjidnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com