Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekolah Islam Terbesar di Australia Terancam Tutup

Kompas.com - 20/06/2017, 12:10 WIB

SYDNEY, KOMPAS.com - Sekolah Islam terbesar di Australia, Malek Fahd Islamic School di Sydney, kemungkinan besar akan tutup dalam dua pekan mendatang jika bantuan dana pemerintah federal dan negara bagian tidak dipulihkan.

Sekolah ini memiliki beberapa kampus, termasuk yang terbesar di Greenacre dengan jumlah murid lebih dari 2.400 orang.

Baca: Pemerintah Australia Stop Bantuan Dana untuk Sekolah Islam di Sydney

Ketua dewan pengelola sekolah, Dr John Bennett mengatakan. telah mengirimkan surat kepada otoritas pendidikan pekan lalu tentang kemungkinan penutupan sekolah tersebut.

"Sekolah masih sanggup membayar kewajibannya, tetapi tidak dapat beroperasi pada kuartal ketiga kecuali dana tertunda dari commonwealth dan dana yang ditangguhkan dari negara bagian dipulihkan," kata Dr Bennett kepada ABC.

Menteri Pendidikan Australia Simon Birmingham tahun lalu menarik sekitar 19 juta dolar dana tahunan setelah timbul masalah kesalahan pengelolaan keuangan pihak yayasan, Federation of Islamic Council (AFIC) Australia.

AFIC diduga telah menggunakan sebagian dana, yang dibayarkan melalui pengaturan sewa sekolah demi mendapatkan keuntungan.

Keputusan pemerintah itu digugat tetapi pada Januari lalu, sekolah tersebut kalah di Pengadilan Banding Administratif.

Saat itu, pengelola sekolah menyatakan, dana Commonwealth akan berlanjut untuk jangka pendek, sambil menunggu keputusan banding Pengadilan Federal.

Sekolah tersebut telah menerima total 3,2 juta dolar dana pemerintah federal untuk Februari dan Maret tetapi kini pemerintah menghentikan kucuran dana.

"Baik Commonwealth maupun negara bagian telah membayarkan uang sekolah di awal tahun. Baru pada April Commonwealth memutuskan menunda pembayaran lebih lanjut," kata Bennett.

Bennett menambahkan, dana sebesar 5 juta dolar dalam bentuk dana tahunan pemerintah negara bagian baru-baru ini juga ditangguhkan.

Selain itu, pemerintah juga menginginkan sejumlah dana dikembalikan karena sekolah tersebut telah beroperasi untuk mendapatkan keuntungan pada 2014 dan 2015.

"Mereka memberitahu sekolah bahwa uang yang dibayarkan ke sekolah pada tahun-tahun tersebut harus dikembalikan," lanjut Dr Bennett.

"Dan jumlahnya sekitar 11,5 juta dolar. Sekolah ini tidak dalam posisi mengembalikan uang tersebut," tambahnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com