Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkap, Ratusan Juta Informasi Pribadi Warga AS Bocor

Kompas.com - 20/06/2017, 10:22 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Desas-desus tentang kebocoran data terkait Pilpres AS 2016 terungkap sebagai kebenaran faktual setelah diketahui setidaknya hampir 62 persen penduduk AS terkena dampaknya.

Setidaknya, 198 juta informasi pribadi warga negara itu dirilis secara tidak sengaja ke ruang publik, seperti dilaporkan The Independent pada Selasa (20/6/2017).

Data yang bocor termasuk informasi rinci dari hampir semua warga yang memiliki hak pilih pada Pilpres AS tahun 2016 yang dimenangkan kandidat Partai Republik, Donald Trump.

Detail informasi pribadi dari hampir 62 persen dari total penduduk AS terekspos – dilaporkan sebagai pelanggaran terbesar data rahasia pemilu sepanjang sejarah AS.

Informasi yang bocor itu adalah mengenai alamat rumah, tanggal lahir, telepon rumah, dan pandangan politik dari sekitar 200 juta warga AS.

Baca: Persaingan Pilpres AS Ketat, Hillary Hanya Unggul Tipis

Bersamaan dengan informasi itu, data yang bocor juga termasuk analisa-analisa yang digunakan oleh kelompok politik untuk memprediksi di mana pemilih individual jatuh pada isu-isu kontroversial seperti kepemilikan senjata api, penelitian sel induk, dan hak untuk melakukan aborsi.

Data tersedia di server awan Amazon yang dapat diakses publik dan dapat diakses dan diunduh oleh siapa saja yang memiliki tautannya.

Informasi tersebut tampaknya telah dikumpulkan dari berbagai sumber, seperti posting di jaringan sosial Reddit dan komite yang mengumpulkan uang untuk partai pengusung Trump, Partai Republik.

Disimpan di spreadsheet yang diunggah ke server yang dimiliki oleh Deep Root Analytics, sejumlah besar cache (tempat penyimpanan data sementara, Red.) ditemukan minggu lalu oleh Chris Vickery, seorang analis cyber pada perusahaan keamanan UpGuard.

Baca: Lewat Sepucuk Surat, Presiden Trump Pecat Direktur FBI

"Kami bertanggung jawab penuh atas situasi ini. Berdasarkan informasi yang kami kumpulkan sejauh ini, kami tidak percaya bahwa sistem kami telah diretas," kata pendiri Deep Root, Alex Lundry, kepada situs teknologi Gizmodo.

"Mengingat kasus ini telah menjadi perhatian kami, kami telah memperbarui pengaturan akses dan memasang protokol untuk mencegah akses lebih jauh."

Informasi tersebut rupanya terakhir diperbaharui pada Januari 2017 ketika Donald Trump dilantik sebagai Presiden AS. Tidak dapat dipungkiri sudah cukup lama data itu bisa diakses.

Menurut Gizmondo, banyak dokumen tidak dibuat di Deep Root – namun berasal dari perusahaan data lain dan PAC super Republiken – membantu menerangi ekosistem data yang semakin maju yang membantu Trump memenangkan perolehan suara di sejumlah negara bagian penting tahun lalu.

Baca: FBI Akui Selidiki Hubungan Donald Trump dan Pemerintah Rusia

"Ini sangat meresahkan. Ini bukan hanya sensitif, ini adalah informasi yang sangat rahasia, prediksi tentang perilaku, pendapat, dan kepercayaan orang-orang yang tidak pernah diputuskan untuk diungkapkan kepada siapa pun," kata pejabat kebijakan Privasi Internasional, Frederike Kaltheuner, kepada BBC News.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com