Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah 62 Orang Tewas, Kebakaran Masih Sulit Dikendalikan

Kompas.com - 19/06/2017, 18:33 WIB

PEDROGAO GRANDE, KOMPAS.com - Lebih dari 1.500 petugas pemadam kebakaran, Senin (19/6/2017), masih berjuang melawan kobaran api yang membakar hutan di Portugal setelah sedikitnya 62 orang tewas pada pada akhir pekan lalu.

Perdana Menteri Antonio Costa, yang pada Minggu (18/6/2017) mengunjungi Pedrogao Grande, daerah pegunungan yang dilanda kebakaran, yang berada sekitar 200 kilometer timur laut Lisbon,  menyebut kebakaran tersebut sebagai tragedi terbesar dalam sejarah Portugal.

Costa menyebut kebakaran hutan itu sebagai "tragedi terbesar yang kita saksikan di negara kita selama puluhan tahun."  

Sebanyak 62 orang tewas karena terjebak api dan kabut asap, sebagaimana dilaporkan Reuters.

Baca: Korban Tewas Kebakaran Hutan di Portugal Jadi 57 Orang

Hujan ringan sempat turun pada Senin pagi, yang membawa sedikit bantuan untuk mengurangi kobaran api, cukup membantu petugas pemadam kebakaran yang sedang kelelahan.

Pesawat pengakut air untuk hujan buatan, termasuk pesawat Perancis dan Spanyol, melanjutkan misi mereka setelah sempat berhenti semalaman.

"Masih banyak hutan yang bisa terbakar dan hujan tidak banyak membantu," kata Rui Barreto, wakil kepala layanan pemadam kebakaran di pusat penanggulanan darurat di Pedrogao Grande.

Petugas pemadam kebakaran mengatakan bahwa kondisi cuaca panas memperburuk upaya pemadaman karena api masih terus berkobar.

Dua batalion militer telah dikerahkan untuk membantu petugas bagian layanan darurat.

Puluhan mobil pemadam kebakaran melaju bolak-balik untuk memadamkan api yang berkobar di daerah sejauh 20 km utara Pedrogao Grande.

Baca: Kebakaran Hutan di Portugal, 19 Tewas

Sedikitnya separuh dari korban tewas di mobil mereka saat mereka mencoba melarikan diri di sepanjang jalan tol setempat.

Banyak mayat lain ditemukan di samping jalan. Fakta itu menunjukkan bahwa mereka mungkin telah membiarkan kendaraan mereka karena panik akibat terjebak api dan asap.

Meskipun pemerintah menjamin bahwa respons pertama layanan darurat sangat cepat dan memadai, banyak media dan warga mempertanyakan efisiensi operasi pemadaman kebakaran.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com