Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Palestina Hentikan Uang Kompensasi untuk Keluarga Pengebom Bunuh Diri

Kompas.com - 14/06/2017, 06:25 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Menlu AS Rex Tillerson mengatakan, pemerintah Palestina telah sepakat untuk menghentikan uang tunjangan bagi keluarga para pelaku bom bunuh diri.

Pembayaran kompensasi bagi keluarga para pelaku bom bunuh diri ini terhadap Israel ini menjadi salah satu ganjalan dalam proses perdamaian Timur Tengah.

"Mereka (Palestina) telah mengubah kebijakannya, setidaknya itulah informasi yang saya peroleh," ujar Menlu Tillerson, Selasa (13/6/2017).

Baca: Presiden Palestina Minta Israel Pangkas Listrik ke Jalur Gaza

Presiden AS Donald Trump sebelumnya pernah berjanji untuk mengupayakan pembicaraan damai Palestina-Israel bisa dimulai kembali.

Selain itu, Trump juga telah mengimbau Israel agar membatasi pembangunan permukiman Yahudi di wilayah pendudukannya.

Di hadapan sebuah sidang Senat, Tillerson menegaskan, Washington sudah mendesak Presiden Palestina Mahmoud Abbas terkait uang tunjangan bagi keluarga pelaku bom bunuh diri.

"Hal itu dibicarakan langsung saat Presiden Abbas bersama delegasinya berkunjung ke Washington," tambah Tillerson.

Tak lama setelah pertemuan Abbas dan Trump pada 3 Mei itu, dia mendapatkan lebih banyak rincian soal hasil diskusi kedua pemimpin itu.

"Dan saya sudah mengatakan kepada Presiden Abbas bahwa dia harus segera menghentikan uang kompensasi bagi keluarga para pengebom bunuh diri itu," lanjut Tillerson.

"Hal yang berbeda jika Anda berniat membantu yatim piatu dan anak-anak. Namun, saat pembayaran ini ditujukan untuk para pengebom bunuh diri, maka itu harus dihentikan," Tillerson menegaskan.

"Jadi posisi Amerika sudah jelas bahwa langkah Palestina ini tak bisa diterima di mata rakyat Amerika," ujar Tillerson.

Baca: Presiden Palestina Tuding Hamas Coba Hancurkan Persatuan

Jika Palestina benar-benar menjalankan kebijakan baru ini, maka Abbas akan menghadapi masalah politik baru.

Sebab, Abbas secara publik berkomitmen untuk melanjukan proses perdamaian tetapi enggan terlihat membuat konsesi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com