Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Sebut Komentar Presiden Donald Trump Sangat Menjijikkan

Kompas.com - 08/06/2017, 12:25 WIB

TEHERAN, KOMPAS.com - Menteri luar negeri Iran Mohammad Javad Zarif, Kamis (8/6/2017), menyebut pernyataan Presiden AS Donald Trump terkaits serangan teror di Teheran sangat menjijikkan.

"Pernyataan Gedung Putih sangat menjijikkan, sebab Iran menghadapi teror yang dilakukan oleh klien Amerika," ujar Zarif.

Baca: ISIS Rekrut Pengebom Teheran dari Orang Iran Sendiri

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Rabu (7/6/2017), menyampaikan simpatinya kepada keluarga 13 korban tewas akibat serangan teror di Iran.

Namun, dalam kesempatan yang sama Trump menyebut, tragedi yang dialami Iran adalah buah dari perbuatannya sendiri.

"Kami berduka dan mendoakan korban tak berdosa akibat serangan teroris di Iran dan untuk seluruh rakyat Iran yang sedang melalui masa sulit ini," ujar Trump.

"Kami tegaskan bahwa negara-negara yang mensponsori terorisme berisiko menjadi korban kejahatan yang didukungnya," tambah Trump.

Sebelumnya, juru bicara Kemenlu AS Heather Nauert mengatakan, kejahatan terorisme tak memiliki tempat di dunia yang damai dan beradab.

"Kami menyampaikan rasa duka cita kami kepada keluarga korban dan kami selalu  mendoakan rakyat Iran," ujar Nauert.

Trump sudah lama menuduh Iran menjadi sponsor terorisme dunia. Dalam kampanye tahun lalu, Iran berulang kali disebut-sebut Trump.

Dia mengatakan, salah satu prioritas utamanya saat memerintah AS adalah membatalkan perjanjian 2015 dan tetapi tetap mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir untuk ditukar dengan pencabutan sanksi.

Saat telah menjadi presiden, Trump tetap mengkritik Iran. Dalam kunjungannya ke Israel, Trump menyebut Teheran semakin "berani" dengan ditekennya perjanjian itu.

Baca: Trump: Serangan Teheran adalah Buah dari Perbuatan Iran

Meski sudah meneken perjanjian, ujar Trump, Iran tak pernah menjalankan bagiannya dalam kesepakatan itu.

Namun, tim pemantau PBB pada Juni tahun lalu memastikan Iran menjalankan semua rincian kesepakatan yang sudah mereka tanda tangani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com