Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Qatar Menyulitkan Negara Muslim Non-Arab

Kompas.com - 08/06/2017, 09:49 WIB

DOHA, KOMPAS.com - Perseteruan diplomasi di kawasan Teluk berupa pengucilan Qatar oleh sejumlah negara Arab lainnya menempatkan negara-negara muslim non-Arab dalam posisi pelik.

Malaysia dan Pakistan terancam harus memihak. Sementara Indonesia berusaha bersikap netral antara Arab Saudi dan Iran.

Negara-negara muslim non-Arab, seperti dilaporkan Deutshe Welle, Rabu (7/6/2018), ikut terjebak dalam perseteruan di Teluk Persia antara Arab Saudi dan Qatar.

Malaysia dan Pakistan menghadapi dilema terbesar menyusul kedekatan kedua negara dengan Riyadh dan Doha.

Baca: Jumlah Negara yang Mengucilkan Qatar Terus Bertambah

Pada Februari lalu, Malaysia menerima kedatangan Raja Salman yang menandai kunjungan Kerajaan Arab Saudi pertama sejak lebih dari satu dasawarsa.

Sebulan berselang Kuala Lumpur menandatangani kerja sama pertahanan dengan Qatar.

Seorang sumber di pemerintah Malaysia mengatakan, upaya Kuala Lumpur memperkuat hubungan dengan Qatar, termasuk kunjungan menteri luar negeri bulan lalu, akan menjadi bumerang.

"Kami mengambil risiko terlalu besar dengan mendukung Qatar," ujarnya kepada kantor berita Reuters.

Perseteruan diplomatik antara Qatar dengan lima negara Arab diyakini merupakan manuver tidak langsung untuk mengisolasi Iran dan menempatkan negara muslim non Arab "dalam posisi yang tidak nyaman," kata James Dorsey, pengamat senior di S Rajaratnam School of International Studies, Singapura.

Baca: Simaklah, 10 Pemicu Krisis Diplomatik di Qatar

"Saudi melihat Iran sebagai sumber ancaman teror, lebih besar ketimbang Islamic State (ISIS, Red). Dan banyak negara Muslim non-Arab yang mungkin tidak sepakat dengan hal tersebut," tuturnya.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Selasa (6/6/2017), mendapat telepon dari Menlu Iran Mohammad Javad Zarif untuk membahas krisis di Teluk, demikian juru bicara Kemenlu RI, Arrmanatha Nasir.

Jakarta lalu menyerukan rekonsiliasi dan dialog untuk meredakan ketegangan.

Sementara Pakistan yang memiliki hubungan erat dengan Riyadh juga tidak ingin memancing amarah Iran atau Qatar.

Islamabad tahun lalu menandatangani perjanjian dagang dengan Doha untuk mengimpor 3,75 juta ton gas alam cair. 

Baca: Qatar Alami Krisis Diplomatik, Bagaimana Nasib Piala Dunia 2022?

Sebab itu Islamabad memilih sikap diam dalam menyikapi krisis di Teluk. "Pakistan harus sangat berhati-hati.

Menurut pendapat saya, hanya ada satu opsi buat Pakistan, yakni bersikap netral," kata pensiunan perwira tinggi angkatan darat, Jendral Shaukat Qadir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com