Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Pria Gundul di Mozambik Jadi Sasaran Pembunuhan?

Kompas.com - 07/06/2017, 22:29 WIB

MAPUTO, KOMPAS.com - Berkepala gundul mungkin merupakan mode bagi beberapa pria di dunia, tetapi di Mozambik berkepala gundul bisa membahayakan jiwa.

Kepolisian Mozambik, Selasa (6/6/2017), memperingatkan bahwa pria berkepala gundul bisa menjadi sasaran serangan berlatar ritual ilmu hitam.

Peringatan ini diberikan polisi setelah dua orang pria berkepala gundul tewas karena bagian tubuh mereka dijadikan bagian ritual ilmu hitam.

Baca: Bocah 4 Tahun Dibunuh dan Dimutilasi Pamannya untuk Ritual Ilmu Hitam

"Bulan lalu, kematian dua orang pria berkepala gundul menuntun polisi menangkap dua orang tersangka," kata juru bicara kepolisian nasional Inacio Dina dalam jumpa pers di ibu kota Maputo.

"Motivasi kedua tersangka adalah ilmu hitam dan budaya. Warga lokal menyangka pria berkepala gundul adalah orang kaya," tambah Dina.

Pembunuhan kedua pria itu terjadi di Milange, wilayah tengah Mozambik, beberapa kilometer dari perbatasan negara itu dengan Malawi.

Kepolisian Mozambik kepada AFP mengatakan, kedua pria yang tewas dibunuh itu berusia di atas 40 tahun.

"Salah satu dari mereka ditemukan dengan kepala terpenggal dan organ tubuhnya sudah hilang," kata Miguel Caetano, juru bicara kepolisian di provinsi Zambezia.

Kedua tersangka pembunuh yang ditangkap polisi berusia sekitar 20-an tahun.

Menurut pengakuan kedua tersangka, kata Caetano, organ tubuh kedua korban digunakan untuk ritual perdukunan di Tanzania dan Malawi.

Baca: Polisi Italia Bekuk Jaringan Praktisi Ilmu Hitam Pemerkosa Perempuan

"Ini adalah kali pertama pria gundul menjadi korban serangan bermotif ilmu hitam di wilayah ini," kata Caetano

Sementara kepolisian nasional Mozambik mengaitkan serangan terhadap pria-pria gundul ini serangan serupa terhadap orang albino yang juga berlatar ilmu hitam.

Menurut data PBB, lebih dari 100 serangan terhadap orang albino terjadi di Mozambik, terutama di wilayah utara negeri itu, sejak 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com