Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Penyanderaan di Melbourne Pernah Berencana Serang Sydney

Kompas.com - 06/06/2017, 14:42 WIB

MELBOURNE, KOMPAS.com - Pelaku penyanderaan seorang perempuan dan pembunuh seorang pria di sebuah gedung apartemen di Melbourne, Australia ternyata bukan orang baru.

Yacqub Khayre, nama pelaku penyanderaan itu, pernah dituduh merencanakan serangan teror terhadap sebuah pangkalan militer di Sydney beberapa tahun lalu, tetapi dia dibebaskan dari tuduhan tersebut.

Baca: ISIS Klaim Dalangi Kasus Penyanderaan di Melbourne

Kepolisian Victoria menangani kasus penyanderaan ini sebagai sebuah aksi teror, tetapi yakin Yacqub beraksi sendirian dan bukan bagian dari rencana yang lebih besar.

"Sejauh ini tak ada bukti yang membuat kami yakin bahwa peristiwa ini direncanakan atau merupakan bagian dari aksi yang lain," kaata Graham Ashton, kepala kepolisian Victoria.

Yacqub Khayre (29), adalah satu dari dua orang yang dibebaskan juri pada 2010 setelah dituduh merencanakan seraan di Sydney.

Namun, tiga orang lainnya dinyatakan bersalah melakukan konspirasi dalam rencana yang digagalkan sebelum bisa dilaksanakan.

Pria keturunan Somalia itu kemudian hanya dijatuhi hukuman penjara untuk kasus pembakaran dan kekerasan yang tak terkait ekstremisme sebelum bebas bersyarat pada November lalu.

Buntut dari insiden di Melbourne itu, PM Malcolm Turnbull akan menggelar pembicaraan dengan pemerintah negara-negara bagian.

Dalam pembicaraan itu Turnbull akan mengusulkan perubahan undang-undang negara bagian agar tak membebaskan kriminal berbahaya seperti Yacqub Khayre dikeluarkan lebih cepat dengan status bebas bersyarat.

Baca: Polisi Tembak Mati Pria Penyandera Perempuan di Melbourne

"Sudah terlalu banyak kasus mereka yang bebas bersyarat melakukan kejahatan semacam ini," kata Turnbull kepada jurnalis.

Kepolisian mengatakan, insiden penyanderaan itu adalah insiden terorisme kelima di Australia sejak level ancaman teror ditingkatkan pada September 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Telegraph
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com