Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/06/2017, 09:30 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Respons pertama Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terhadap serangan teror di Jembatan London, Inggrid,  adalah berupa retweet dari sebuah halaman berita yang dikenal pemburu sensasi dan partisan, ketimbang menjunjung reportase yang akurat.

Serentak retweet Trump ini dikecam karena tidak sensitif terhadap korban teror.
Kicauan kedua Trump malah lebih parah lagi, sebagaimana dipantau oleh The Guardian, Minggu (4/6/2017).

Trump bercericit, "Kita mesti cerdas, tegas, dan keras. Kita membutuhkan pengadilan yang mengembalikan hak-hak kita. Kita membutuhkan travel ban (larangan berkunjung) sebagai level keselamatan ekstra."

Baca: Presiden Trump Pakai Aksi Teror di London untuk Bela "Travel Ban"

Kicauan Trump itu kontan memicu kritik dari banyak kalangan karena dianggap memanfaatkan penderitaan orang  lain untuk mempromosikan kebijakannya sendiri.

Daniel Drezner, profesor politik pada Fletcher School of Law and Diplomacy, Universitas Tufts, menyebut sang presiden sebagai "pelacur yang menduduki kekuasaan yang tidak dimengertinya."

John Horgan, psikolog dan pakar teroris pada Georgia State University, menyebut Trump pemimpin oportunis (opportunist-in-chief).

Setelah muncul kecaman dan kritik, Trump lalu memasan kicauan yang lebih simpatik, "Apa pun yang dapat dilakukan AS untuk membantu London dan Inggris. KAMI BERSAMA KALIAN. TUHAN MEMBERKATI!”

Baca: Travel Ban Dibekukan Lagi, Trump Berseru di Depan Massa Pendukungnya

Setelah kicauan ketiga itu, Wakil Presiden Mike Pence menimpali "doa kami bersama para korban.”

Sedangkan Ketua DPR dari Partai Republik, Paul Ryan, berkata, "Kita berdiri tegak bersama dengan sahabat-sahabat kita di London dan teriring doa untuk para korban. Teror dan kebencian tidak akan pernah menang," demikian The Guardian seperti diteruskan Antara.

Pesan relatif sama disampaikan Chuck Schumer, ketua faksi Demokrat di Senat, yang juga mendoakan para korban teror di London itu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com