Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanya Pakai Sendal, Wanita Ini Jadi Juara Maraton Berhadiah Rp 80 Juta

Kompas.com - 02/06/2017, 16:17 WIB

MEXICO CITY, KOMPAS.com - Lomba lari ultramaraton yang menempuh jarak sejauh 50 kilometer di Puebla, Meksiko tengah, sudah berlangsung pada 29 April lalu.

Meski sudah berlalu lebih dari sebulan, lomba lari itu ternyata menyisakan kisah mengejutkan  yang baru menjadi perhatian dunia.

Adalah seorang perempuan 22 tahun asal Meksiko Maria Lorena Ramirez, yang di luar dugaan menjadi juara dalam lomba lari itu. 

Kabar kemenangan Ramirez dalam lomba lari the Ultra Trail Cerro Rojo itu baru bergaung di Eropa dan menjadi "berita dunia" sekitar akhir Mei lalu.

Kemenangan Ramirez menjadi perhatian karena dia mampu finis terdepan, meski hanya menggunakan sendal karet, dan pakaian seadanya.

Bahkan, seperti dikutip dari laman Mirror, perempuan ini juga belum mempunyai pengalaman sama sekali dalam lomba semacam itu.

Wajar jika tak ada yang menduga Ramirez akan mampu mengalahkan 500 pelari dari 12 negara, yang umumnya mengenakan sepatu lari bermerek dunia, lengkap dengan pakaian trendy-nya. 

Bahkan, sendal karet yang dipakai Ramirez itu pun ternyata hanya terbuat dari karet ban daur ulang.

Toh, meski berpenampilan "seadanya", -tak hanya sendal jepit, tapi pun kaus oblong dan rok selutut bermotif bunga-bunga, Ramirez mampu menjadi juara.

Dia menggondol hadiah utama sebesar 6.000 dollar AS atau kira-kira Rp 80 juta.

Laman BBC memberitakan, Ramirez terus berada dalam kondisi fit karena pekerjaan menggembala kambing dan ternak membuatnya harus berjalan kaki 10-15 kilometer per hari.

Perempuan ini datang dari perkampungan Tarahumara di Meksiko. Warga Tarahumara memang telah lama menunjukkan kemampuan hebat dalam berlari jarak jauh.

Dalam bukunya "Born to Run", pelari maraton Christopher McDougall mengemukakan beberapa alasan utama mengapa warga Tarahumara unggul dalam lomba lari jarak jauh.

Alasan pertama, mereka secara tradisional tinggal di permukiman yang tersebar luas. Sehingga mereka harus menempuh jarak sangat jauh demi mengunjungi desa-desa terdekat, atau berburu, dan berdagang.

Kedua, komunitas Tarahumara bisa berjalan bersama dalam kelompok, dan menjadikannya sebagai kegiatan edukasi untuk anak-anak.

Ketiga, berlari dipandang sebagai sesuatu seni rupa, yang merupakan bagian dari upacara keagamaan serta permainan tradisional untuk pria, wanita dan anak-anak.

Keempat, diet bir jagung yang dikenal kaya karbohidrat membuat tubuh mereka tetap terhidrasi.

Kelima, mereka memang biasa berlatih dengan menggunakan sandal buatan tangan yang tipis, atau bahkan bertelanjang kaki.

Baca: Ini Jurus Jitu Agar Bisa Lari Marathon Sampai Finis


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com