Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Trump Keluarkan AS dari Kesepakatan Iklim Paris

Kompas.com - 02/06/2017, 05:38 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Kamis (1/6/2017) akhirnyamengumumkan negerinya mundur dari kesepakatan iklim Paris 2015.

Dia menambahkan, langkah untuk merundingkan kesepakatan baru yang 'adil' yang tidak merugikan dunia usaha dan pekerja AS akan dimulai.

Kesepakatan Paris 2015 lalu mengikat Amerika Serikat dan 187 negara untuk menjaga kenaikan temperatur global di bawah 2 derajat Celcius dan berupaya membatasinya pada 1,5 derajat Celcius.

Baca: Al Gore Sebut Donald Trump Tak Bisa Hentikan Gerakan Pro-Lingkungan

Kesepakatan tersebut diteken hampir semua negara di dunia kecuali Suriah dan Nikaragua.

Saat mengumumkan kebijakan tersebut di Taman Mawar Gedung Putih, Presiden Trump menggambarkan kesepakatan Paris sebagai perjanjian yang ditujukan untuk memincangkan, merugikan, dan memiskinkan Amerika Serikat.

Dia berpendapat kesepakatan Paris menyebabkan kehilangan Amerika kehilangan produk domestik bruto sebesar 3 triliun dolar dan 6,5 juta lapangan kerja.

Sementara, negara-negara pesaing Amerika seperti China dan India mendapat perlakuan yang lebih baik.

"Untuk memenuhi tugas sunguh-sungguh dalam melindungi Amerika dan warganya, Amerika Serikat akan mundur dari kesepakatan iklim Paris," ujar Trump.

"Jadi kami akan ke luar namun akan memulai perundingan dan kita akan lihat apakah kita membuat kesepakatan yang adil," tambahnya.

Pada masa kampanye tahun lalu, Presiden Trump mengatakan akan mengambil langkah untuk membantu industri minyak dan batu bara Amerika Serikat.

Para penentangnya mengatakan kebijakan untuk ke luar dari kesepakatan global merupakan langkah mundur Amerika Serikat dari tantangan global utama global.

Sebelumnya Sekjen PBB, Antonio Guterres, kembali meminta agar Presiden Trump tidak memutus komitmen negerinya tetapi menambahkan perjuangan melawan perubahan iklim akan tetap berlanjut terlepas dari posisi yang yang diambil pemerintah Washington.

Baca: Negara di Kawasan ASEAN Dinilai Perlu Buat Konvensi Perubahan Iklim

"Jelas merupakan keputusan yang amat penting karena Amerika Serikat merupakan perekonomian terbesar duna. Namun terlepas dari keputusan Amerika Serikat, penting bahwa semua pemerintahan tetap berada di jalurnya," kata Guteres kepada BBC.

Para pengamat memperkirakan mundurnya Amerika Serikat akan membuat dunia semakin sulit untuk mencapai tujuan yang ditentukan dalam kesepakatan Paris.

Amerika Serikat "menyumbang" sekitar 15 persen emisi karbon global tetapi juga merupakan sumber keuangan dan teknologi yang penting bagi negara-negara berkembang dalam upaya mengatasi peningkatan temperatur.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com