Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Islami, Patung "Lady Juctice" Diturunkan dari Gedung MA di Dhaka

Kompas.com - 26/05/2017, 13:46 WIB

DHAKA, KOMPAS.com - Otoritas di Banglades, Jumat (26/5/2017) memindahkan sebuah patung di Kota Dhaka, yang memicu kontroversi.

Oleh kelompok Muslim garis keras, patung itu disebut menggambarkan dewa dari Yunani, dan tidak Islami.

Upaya pemindahan patung yang baru enam bulan menghuni pekarangan gedung Mahkamah Agung tersebut, disaksikan oleh pematung yang membuat karya tersebut, Mrinal Haque.

"Ini adalah tamparan dalam menghadapi orang-orang progresif di negara ini," kata Haque, seperti dikutip kantor berita AFP.

Bersamaan dengan itu, lusinan pegiat sekuler di Dhaka melakukan aksi menentang pemindahan patung tersebut. Unjuk rasa itu berlangsung di tengah pengamanan ketat.

Patung bernama "Lady Justice" telah mengundang perhatian dan menjadi polemik di tengah negera berpenduduk mayoritas Islam ini.

Sebelum keputusan ini muncul, kelompok Islam garis keras melakukan demonstrasi besar-besaran dalam beberapa bulan terakhir.

Para pendemo menghendaki patung wanita dengan mata tertutup yang mengenakan jubah, tangan kiri memegang timbangan, dan kanan memegang pedang, dihancurkan. 

Patung yang disebut melambangkan keadilan itu, diminta untuk diganti dengan sebuah Al Quran. Tuntutan ini mengabaikan sistem konstitusi sekuler yang berlaku di negara tersebut. 

Namun, Perdana Menteri Sheikh Hasina, yang memimpin Partai Liga Awami --yang sebenarnya adalah kelompok sekuler, mendukung kelompok Islam. Perempuan itu menyatakan tidak menyukai patung tersebut.

"Saya tidak suka. Itu disebut patung Yunani, tapi bagaimana patung Yunani bisa sampai ke sini?" kata dia dalam sebuah kesempatan.

Analis menduga, pendirian Hasina terkait keberadaan patung tersebut merupakan bagian dari upaya dia untuk mengambil hati kelompok Islam. Dia pun menyasar pemilih di pedesaan.

Hal itu dilakukan Hasina menjelang pemilihan umum, yang rencananya akan diadakan tahun depan.

Pergeseran kebijakan Hasina itu telah mengejutkan kelompok sekuler, yang menganggapnya sebagai bukti tentang Islamisasi yang merayap karena elemen garis keras.

Kondisi itu telah mendorong masyarakat Banglades untuk lebih mencerminkan tradisi Muslim.

Baca: Tokoh Kelompok Terlarang Banglades Tewas di Tiang Gantungan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com