Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Gembira atas Lawatan Trump ke "Tanah Suci", Palestina Kecewa

Kompas.com - 25/05/2017, 09:15 WIB

JERUSALEM, KOMPAS.com - Israel gembira setelah lawatan Presiden AS Donald Trump ke Tanah Suci, Jerusalem, tetapi Palestina kecewa.

Di negara di mana simbolisme begitu penting, Presiden Trump mengisyaratkan beberapa hal penting yang membuat Israel gembira, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

“Terima kasih Presiden Trump atas persahabatan kuat dengan rakyat dan negara Yahudi ini. Kami sangat menghargainya,” kata Netanyahu, seperti dilaporkan Voice of America, Rabu (24/5/2017).

Trump menjadi presiden pertama yang masih menjabat yang berkunjung ke Tembok Ratapan, tempat suci bagi warga Yahudi.

Presiden-presiden AS sebelumnya menjaga jarak karena AS tidak mengakui kedaulatan Israel atas Kota Tua Jerusalem, yang oleh Palestina diklaim sebagai ibu kota negara mereka pada masa depan.

Baca: Ke Israel, Trump Datangi Makam Yesus dan 4 Tempat Lainnya

Trump juga mengunjungi Yad Vashem Holocaust Memorial dan memuji Israel dengan mengatakan setelah penderitaan yang dialami warga Yahudi, sebuah negara besar muncul.

Mantan Duta Besar Israel untuk AS, Uniyed Zalman Shoval, mengatakan persinggahan Trump di Tembok Ratapan mengirim pesan kuat kepada Palestina yang menolak mengakui hubungan dan kaitan sejarah dengan Jerusalem.

“Dengan datang kesana, ia menjadi presiden yang menunjukkan dengan sangat jelas penghormatan dan pengakuannya atas hubungan rakyat Yahudi dengan tanah dan ibukota itu, sesuatu yang jauh melebihi sebuah pernyataan diplomatik,” ujar Shoval.

Meskipun lawatan selama 28 jam itu menuai pujian dari Israel, Trump hanya menggunakan waktu selama satu jam untuk berada di Bethlehem, Tepi Barat dan bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

Baca: Trump-Netanyahu Bahas Ancaman Iran dan Perdamaian Israel

Pemimpin AS itu mengatakan sudah tiba waktunya untuk mencapai perdamaian, namun ia tidak mengusulkan rencana khusus apapun untuk mencapainya.

Trump tidak menyebut tentang kepedihan dan aspirasi bangsa Palestina, perluasan permukiman Yahudi dan pembentukan negara Palestina.

Seorang mahasiswa Palestina di Tepi Barat, Iman Haddad, mengatakan lawatan Trump itu mengecewakan.

“Menurut pendapat saya ini merupakan lawatan biasa seorang Presidan AS. Saya tidak melihat sesuatu yang baru dalam pidatonya tentang permukiman, tentang pengepungan Israel, tentang pos-pos pemeriksaaan keamanan. Alhasil tidak ada sesuatu yang baru,” tandasnya.

Baca: Israel: Kemenangan Donald Trump Akhiri Cita-cita Pendirian Negara Palestina

Tetapi kedua pihak ingin memberi kesempatan pada pemimpin baru AS itu.

Trump mengatakan dengan tekad dan kompromi, ia yakin kedua pihak bisa mencapai perjanjian perdamaian.

Sebagai langkah pertama, juru runding AS berupaya mendorong para pemimpin Israel dan Palestina yang enggan kembali ke meja perundingan; dan mungkin mereka akan berhasil karena sejauh ini tidak ada satu pihak pun yang mengatakan “tidak” pada Trump.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com