Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Terjadi di Marawi, dan Siapa Isnilon Hapilon?

Kompas.com - 24/05/2017, 13:04 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Pertempuran di Kota Marawi, Mindanao, Filipina meletus pada Selasa sore (23/5/2017). 

Awalnya, pasukan keamanan menyerbu sebuah rumah di mana diyakini Isnilon Hapilon bersembunyi.

Isnilon Hapilon adalah pemimpin kelompok penculik Abu Sayyaf, dan juga kepala kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) di Filipina.

Seperti diberitakan AFP, Amerika Serikat menganggap Hapilon sebagai salah satu teroris paling berbahaya di dunia.

Demi kepala Hapilon, AS menawarkan hadiah sebesar 5 juta dollar AS atau sekitar Rp 66 miliar.

Namun, penyergapan pasukan Filipina tak berjalan mulus. Mereka mendapat perlawanan dari 100 orang bersenjata.

Bahkan, oranh-orang itu mulai membakar bangunan-bangunan, termasuk sebuah gereja Katolik yang berdiri di kota itu.

Menurut Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana, hal itu dilakukan para teroris sebagai upaya pengalihan.

Baca: Duterte: Saya Akan Keras demi Menjaga Filipina...

Foto-foto yang diunggah ke media sosial menunjukkan gambar orang-orang bersenjata api berjalan di ruas jalan di Kota Marawi.

Mereka pun terlihat menempatkan bendera hitam yang terlihat serupa dengan bendera yang digunakan teroris ISIS.

Lorenzana mengatakan, banyak orang bersenjata bersembunyi di bangunan dan bertindak sebagai sniper (penembak jitu). Hal itu menyulitkan pasukan keamanan untuk memerangi mereka.

Tidak ada laporan pertempuran yang pecah pada Rabu pagi. Meski demikian, juga tak diperoleh kepastian, apakah para teroris itu masih berada di dalam kota, atau telah melarikan diri ke hutan dan pegunungan di sekitar wilayah itu. 

Pihak berwenang di Filipina tidak memberikan kabar terbaru, termasuk tentang keberadaan Hapilon.

Kelompok Abu Sayyaf yang berbasis di Pulau Mindanao bagian selatan, telah menculik ratusan orang Filipina dan orang asing sejak awal 1990an, demi mendapatkan uang tebusan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com