Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Baku Tembak di Marawi, Duterte Langsung Tinggalkan Rusia

Kompas.com - 24/05/2017, 12:43 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte terpaksa mempersingkat kunjungan kerjanya di Rusia setelah kelompok bersenjata serang kota Marawi pada Selasa (23/5/2017).

Namun, sebelum bertolak kembali ke Filipina, Duterte sempat meminta bantuan dari Presiden Vladimir Putin dalam upaya memberantas militan yang berafiliasi dengan ISIS.

"Saya minta maaf jika harus cepat-cepat pulang. Saya ingin membeli, jika Anda bisa memberikan kami pinjaman lunak sekara, persenjataan yang oleh Amerika dibekukan penjualannya," kata Duterte seperti dikutip situs berita Rappler.

Baca: Duterte: Darurat Militer untuk Selamatkan Republik Filipina

Seharusnya Duterte melaksanakan kunjungan kerja selama lima hari sebelum krisis di Marawi muncul.

Akibat perubahan jadwal ini maka pertemuan Duterte dan PM Rusia Dmitry Medvedev yang dijadwalkan digelar pada Rabu (24/5/2017) juga batal.

Sementara itu, Presiden Putin berharap konflik yang terjadi di kota Marawi bisa segera diselesaikan dengan kerugian yang sesedikit mungkin.

Dia juga menegaskan, melihat adanya prospek cerah kerja sama ekonomi dan militer kedua antara Rusia dan Filipina di masa depan.

Di Marawi, baku tembaku mengakibatkan dua tentara dan seorang polisi tewas serta 12 lainnya tewas di kota berpenduduk 200.000 dengan mayoritas penduduk beragama Islam itu.

Kelompok miiltan Maute menduduki beberapa gedung serta membakar sebuah gereja, sekolah, dan penjara.

Baca: Presiden Duterte Tetapkan Darurat Militer di Pulau Mindanao

Meski demikian, juru bicara kepresidenan Ernesto Abella, menegaskan pasukan pemerintah sudah menguasai keadaan di ibu kota provinsi Lanao del Sur itu.

"Kelompok militan itu tak ragu dalam membuat kekacauan, membunuh warga tak berdosa, dan menghancurkan properti," ujar Abella.

Kelompok militan Maute dan Abu Sayyaf telah menyatakan kesetiaan kepada ISIS dan menyulitkan militer Filipina di saat Duterte berniat untuk memberantas kedua kelompok ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Anadolu
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com